Yayuk Basuki Usulkan Revisi UU Olahraga Setelah Asian Games 2018

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 21 Nov 2020, 10:28 WIB
Mantan petenis nasional, Yayuk Basuki. (Liputan6.com)

Bola.com, Jakarta - Mantan atlet nasional yang juga anggota Komisi X DPR, Yayuk Basuki, mengatakan evaluasi terhadap keberadaan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas sebaiknya dilakukan setelah Asian Games 2018. Menurut Yayuk, sebaiknya bukan hanya mengevaluasi Satlak Prima, tapi sekaligus merevisi Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional 2005.

Advertisement

"Kalau memang harus mengevaluasi Satlak Prima ya sebaiknya setelah Asian Games 2018. Sekarang ini terkalu riskan karena Asian Games sudah dekat," kata Yayuk, saat dihubungi Bola.com, Selasa (10/10/2017). 

"Kalau perlu ya sekalian saja digabungkan KONI dan KOI, kembali seperti dulu. Jadi UU Sistem Keolahragaan Nasional harus direvisi. Tapi, revisinya setelah Asian Games," sambung mantan petenis nasional tersebut. 

Yayuk menilai rencana Kementerian Pemuda dan Olahraga membubarkan Satlak Prima kurang tepat. Jika tujuan pembubaran adalah untuk memangkas rantai birokrasi terutama terkait anggaran, ada jalan lain yang bisa ditempuh. 

"Kalau nanti anggaran langsung ke PB (Pengurus Besar) masing-masing olahraga, apakah yakin PB atau PP sudah siap. Saya kurang yakin PB atau PP bisa mempertanggungjawabkan uang negara tersebut. Apalagi belum semua PB punya Nomor Pokok Wajib Pajak," urai Yayuk.

"Selain itu masih ada PB dan PP yang mengalami dualisme. Ini yang akan menimbulkan masalah. Soal pembubaran memang hak prerogatif pemerintah, tapi saya merasa paham dengan kebutuhan atlet, karena saya juga pernah menjadi atlet," sambung Yayuk.   

Yayuk hanya berharap jangan sampai rencana pembubaran mengganggu persiapan menjelang Asian Games 2018. Menurut Yayuk, sebagian benar-benar menggantungkan anggaran dari APBN. Jika pembubaran Satlak Prima sampai mengganggu pencairan dana untuk persiapan, maka atlet yang rugi. 

"Hanya beberapa PB dan PP yang bisa berdiri sendiri tanpa APBN, seperti bulutangkis, sepak bola, dan sebagian pemain tenis. Sedangkan PB dan PP lain benar-benar nunggu kucuran dana dari APBN. Jika pencairan anggaran dari Bagian Keuangan Kemenpora lancar, maka Satlak Prima juga bisa lancar menyalurkan ke PB dan PP. Saya yakin Pak Achmad Sutjipto (Ketua Satlak Prima) bisa bertanggung jawab dan mengatur anggaran dengan lancar. Jadi, tidak tepat jika Satlak Prima dibubarkan sekarang," ujar Yayuk. 

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan Satlak Prima rencananya dibubarkan pada November 2017. rencana penghapusan menyusul upaya pemerintah untuk memperpendek jalur birokrasi pembinaan atlet-atlet nasional.

Pembubaran Satuan Satlak Prima bakal ditindaklanjuti dengan pengalihan fungsi ke institusi lain. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan bantuan langsung kepada cabang-cabang olahraga.

Pemerintah tengah membahas regulasi terkait penghapusan Satlak Prima bersama para pemangku kepentingan bidang olahraga. Gatot menambahkan sebagian pejabat dan pegawai Satlak Prima akan pindah ke unit-unit lain di lingkungan Kemenpora.