Bola.com, Palembang - Kabar dukacita Choirul Huda meninggal dunia mengagetkan pelaku sepak bola di Indonesia. Kiper Sriwijaya FC, Sandi Firmansyah, jadi salah satu yang merasa kehilangan dan berduka meski ia belum pernah tampil satu lapangan dengan almarhum.
"Begitu mendarat di Jakarta dan dikabari mengenai hal ini, rasanya saya seperti ditembak di bagian dada karena sangat kaget. Perlu beberapa saat untuk meyakinkan diri, sadar, benar ada musibah ini," kata Sandi.
Baca Juga
Sandi mengungkapkan banyak hal yang bisa dipelajarinya dari sosok penjaga gawang senior ini.
"Yang paling utama tentu soal kesetiaannya. Dia sudah memperkuat Persela saat masih di Divisi Dua, kemudian membawa promosi, dan terus bertahan. Dulu pada 2014 sebenarnya Bang Huda sudah sempat berlatih bersama saya di Persegres, namun karena kecintaannya yang luar biasa kepada Persela, dirinya batal pindah," kenangnya.
Selain itu, Choirul Huda juga dianggap Sandi sebagai figur pekerja keras dan mampu menunjukkan prestasi tidak diraih dengan instan.
"Saya ingat dalam beberapa musim terakhir ini banyak pihak yang menilainya sudah habis, tapi almarhum tidak menyerah dan memberi jawaban melalui kerja di lapangan," ujarnya.
Sandi pun menyebut tahun ini sebagai periode kelam bagi pesepak bola khususnya penjaga gawang di Tanah Air. "Rasanya belum lama kita sedih karena kehilangan Ahmad Kurniawan, kini kembali harus merelakan Choirul Huda. Kami semua di SFC sangat berduka," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Teja Paku Alam. Penjaga gawang muda Sriwijaya FC ini menilai figur Choirul Huda merupakan anutan bagi dirinya.
"Dengan apa yang sudah ditunjukkannya selama ini, wajar almarhum dianggap sebagai seorang legenda di Indonesia. Bahkan mungkin bisa dianggap sebagai Gianluigi Buffon-nya Indonesia. Kami penjaga gawang muda sangat berharap bisa mengikuti prestasi sepertinya," tutur Teja.