Bola.com, Lamongan - Pemain Persela Lamongan era awal 2000-an, Bambang Sumantri, mengaku tak kuat menahan kesedihan ketika mendapat kabar dari pengurus Persela perihal kepergian selamanya Choirul Huda. Bambang tak mengira bila sahabatnya tutup usia secepat itu.
Sebagai teman satu tim, Bambang mengaku memiliki kenangan paling berkesan dengan Choirul Huda. Saat itu, kerusuhan pecah pada laga Persebaya kontra Persela di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Puluhan Bonek Mania yang berada di sisi utara menyodok ke lapangan dan mengejar pemain Persela.
Melihat kejadian itu, Bambang sempat memutuskan lari menuju lorong masuk ruang ganti. Namun, Bambang teringat bila Huda tak memiliki kecepatan lari. Bambang lantas mengurungkan niatnya dan kembali ke arah Huda.
Ketika ia sudah berada dekat dengan rekannya itu, ada satu suporter yang bertarung dengan Huda. Bambang pun membela rekannya itu dan meminta Huda berlari masuk ke ruang ganti.
Tak lama kemudian Bambang berlari di belakang Huda. Ketika mendekati lorong masuk ruang ganti, tiba-tiba ada oknum suporter yang memukul kepalanya dengan balok kayu. Akibatnya, kepala Bambang terluka dan berdarah.
Baca Juga
Saat tiba di Lamongan, Bambang langsung dilarikan ke RS Soegiri untuk mendapatkan penanganan medis.
"Saat itu saya harus masuk IGD untuk mendapatkan jahitan di kepala. Huda satu-satunya pemain yang menunggu saya ketika kepala saya dijahit. Dia berada di samping saya sampai prosesnya selesai," kenang Bambang dengan suara berat.
Bambang merasa sangat kehilangan karena sosok Huda luar biasa di matanya. Pasalnya, Huda adalah sosok pemain hebat dengan pribadi yang baik.
"Dia orangnya tidak pernah neko-neko, baik, dan setia kawan. Saya dengan Huda sudah seperti saudara. Kami mengenal dengan baik, bukan hanya saya dan Huda, tapi juga keluarga kami masing-masing," katanya.
Namun, Bambang tidak bisa hadir di pemakaman sahabatnya itu lantaran berada di luar pulau. Bambang tidak berada di rumahnya di Surabaya sejak Sabtu (14/10/2017) karena sedang mengunjungi saudaranya sementara jenazah Choirul Huda sudah dimakamkan pada Minggu (15/10/2017) malam.
Tetapi, ia berjanji bakal mengunjungi rumah duka setelah kembali ke Surabaya. "Saya mengenal baik istri, orangtua, dan mertuanya. Saya pasti akan ke sana dan mendatangi makamnya di Lamongan karena saya juga punya rumah di sana, yang letaknya tidak jauh dari rumah Huda," janjinya.