Pasca Insiden Choirul Huda, Pemain Wajib Paham Medis

oleh Risa Kosasih diperbarui 18 Okt 2017, 19:02 WIB
Tim medis memberi pertolongan kepada Choirul Huda usai mengalami benturan saat pertandingan Liga 1 di stadion Surajaya, Lamongan (15/10). Choirul Huda tutup usia di RSUD Soegiri akibat cedera di dada sebelah kiri. (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Jakarta - Fisioterapis Timnas Indonesia U-19 Asep Aziz berharap pesepak bola Indonesia mendapat pengetahuan medis yang mumpuni. Insiden yang dialami kiper Persela Lamongan, Choirul Huda dianggapnya sebagai pelajaran kepada semua pihak untuk meningkatkan pemahaman pada pertolongan pertama dalam kecelakaan selama pertandingan.

Choirul Huda merenggang nyawa dalam usia 38 tahun setelah bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, pada laga kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017).

Advertisement

Tim dokter RSUD dr Soegiri menganalisis Huda mengalami benturan di dada dan rahang bawah yang menyebabkan trauma dada, trauma kepala, dan trauma leher.

"Saya no comment soal penanganannya karena saya tidak melihat langsung. Tapi pasti ada standar di klub tentang tim medis yaitu ada dokter, fisioterapis, sampai masseur," kata Asep kepada Liputan.com di sela-sela latihan Timnas U-19 di Cikarang.

Selain tim medis klub, panpel (panitia penyelanggara) pertandingan juga menyediakan petugas kesehatan sampai mobil ambulans. Asep mengungkapkan dalam keadaan genting seperti insiden yang menimpa Choirul Huda, mereka harus memikirkan resiko terburuk yang diderita korban.

"Kita harus berfikir resiko yang terburuk dalam keadaan seperti itu. Misal ada resiko cedera tulang belakang atau leher, karena di leher ada syaraf-syarat pernafasan. Maka harus diberikan penyangga leher, perangkat tandu yang bukan biasa tapi flat board (papan tandu datar)," tutur Asep lagi.

Eks-fisioterapis klub basket CLS Knights Surabaya tersebut juga berharap pemain mulai sadar pada pengetahuan tentang pertolongan pertama. Sebab benturan di rahang atau dagu seperti yang dialami Huda memiliki resiko lidah tertelan atau tergigit.

Menelan lidah atau tongue swallowing adalah kejadian yang sering ditemui dalam olahraga karena adanya benturan ke daerah kepala, terutama dagu. Asep berkata gelandang bertahan Timnas Indonesia U-19, Syahrian Abimanyu telah diajarkan pertolongan pertama atas kejadian tersebut selama menimba ilmu di akademi Valencia.

"Saat Fernando Torres (striker Atletico Madrid) tertelan lidahnya, pertolongan pertama malah diberikan oleh pemain. Saya tanya Abimanyu yang tinggal di Spanyol ternyata dia memang dapat pengetahuan seperti itu," tutur Asep.

"Tim medis manapun butuh waktu beberapa detik untuk masuk ke lapangan. Maka pemain yang punya pengetahuan tahu bagaimana cara membuka jalur pernafasan temannya," ucapnya.