Momen Sedih Striker Muda Persela saat Choirul Huda Tutup Usia

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 20 Okt 2017, 13:01 WIB
Striker Persela Lamongan, Ahmad Nur Hardianto, merasakan kesedihan yang mendalam atas kepergian Choirul Huda. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Lamongan - Kehilangan kiper legendaris Indonesia yang juga merupakan one man club bagi Persela Lamongan, Choirul Huda, merupakan duka yang sangat mendalam bagi seluruh pecinta sepak bola di Indonesia. Kesedihan yang sangat mendalam juga dirasakan oleh striker muda Persela Lamongan, Ahmad Nur Hardianto, yang saat itu berada di tribun stadion menyaksikan rekan-rekan setimnya bertanding dan diakhiri dengan tangisan duka yang mendalam.

Choirul Huda pergi untuk selamanya setelah menghembuskan napas terakhirnya di RSUD dr. Soegiri, Lamongan. Kiper Persela Lamongan itu dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami benturan dengan rekan setimnya dan tidak sadarkan diri saat mendapatkan perawatan dari tim medis di lapangan dalam laga kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017).

Advertisement

Kabar meninggalnya Choirul Huda didapatkan para pemain Persela tepat ketika pertandingan berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk tim tuan rumah. Isak tangis para pemain diungkapkan oleh striker muda Persela Lamongan yang tengah dalam pemulihan cedera, Ahmad Nur Hardianto.

Striker muda yang harus menepi karena cedera hernia itu ada di tribun stadion saat Persela menang 2-0 atas Semen Padang. Namun, insiden yang membuat Choirul Huda dilarikan ke rumah sakit membuatnya langsung berlari tanpa memikirkan cedera yang tengah dialami untuk menemui pemain Persela lainnya yang ternyata sudah dalam kondisi menangis karena mendapatkan kabar duka.

"Saya saat itu berada di stadion menyaksikan pertandingan. Begitu pertandingan selesai saya langsung berlari dan turun ke lapangan. Saat itu semua orang sudah menangis di pinggir lapangan," kisah Ahmad Nur Hardianto kepada Bola.com pada Jumat (20/10/2017).

Striker yang sempat mendapatkan kepercayaan dari pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, untuk mengikuti pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia U-22 hingga ikut terbang ke Thailand untuk kualifikasi Piala Asia U-23 itu kemudian bersama-sama dengan Samsul Arif dkk. langsung menuju rumah sakit untuk melihat langsung kondisi Choirul Huda.

"Namun, sampai di sana Cak Huda sudah ditutupi dengan kain. Kami semua sangat kehilangan dia. Cak Huda orang yang ramah dan baik. Kami semua merasa kehilangan yang sangat besar," ungkap Nur Hardianto.

Choirul Huda meninggal dunia pada usia 38 tahun. Sepanjang kariernya sebagai pesepak bola, Choirul Huda hanya membela satu klub saja. Selama 18 tahun Huda mengawal gawang Laskar Joko Tingkir hingga akhirnya tutup usia setelah mengawal gawang Persela dengan baik dan tidak kebobolan dalam pertandingan terakhirnya.

Berita Terkait