Ini Pandangan Bos Repsol Honda soal Aksi Lorenzo di Sepang

oleh Oka Akhsan diperbarui 31 Okt 2017, 19:18 WIB
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (depan), bertarung dengan rider Ducati, Andrea Dovizioso, pada balapan MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, 29 Oktober 2017. (Motorsport)

Bola.com, Sepang - Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo, mengeluarkan pendapatnya soal dugaan team order yang dilakukan Ducati pada balapan MotoGP Malaysia, 29 Oktober 2017.

Menurut Suppo, Jorge Lorenzo memang sengaja mengalah kepada Andrea Dovizioso di Sepang. Namun, Suppo tak bisa memastikan apakah itu benar team order atau bukan. 

Advertisement

Dugaan team order Ducati mencuat saat Lorenzo yang sedang memimpin lomba tiba-tiba melakukan kesalahan setelah menerima pesan misterius dengan kode 'mapping 8'. Kesalahan Lorenzo dimanfaatkan Dovizioso untuk merebut posisi terdepan dan akhirnya meraih kemenangan.

Berkat poin sempurna di Malaysia, Dovizioso mencegah pesta sang rival dalam perebutan titel musim 2017, Marc Marquez (Repsol Honda). Marquez yang sedang memimpin klasemen sementara gagal mengunci gelar karena hanya finis keempat.

"Saya tak tahu apakah yang dilakukan Ducati itu team order atau bukan. Namun, jika seorang pebalap punya hubungan yang baik dengan pabrikan, dia pasti tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu," kata Suppo seperti dikutip dari Marca, Selasa (31/10/2017).

"Memang benar rekan setim adalah lawan pertama Anda. Namun, jika seorang pebalap sudah terlempar dari persaingan perebutan titel tapi punya hubungan bagus dengan rekan setim dan pabrikan, dia pasti akan mencoba menjadi pebalap yang berguna untuk tim. Berbeda halnya jika pabrikan yang memaksa Anda untuk melakukannya. Bedanya sangat kecil, tapi bagi saya itu penting," ujar Suppo.

Untuk kasus Ducati di Malaysia, Suppo mengatakan sangat jelas bahwa Lorenzo memberikan jalan kepada Dovizioso. "Hal terindah dalam hidup adalah memiliki kebebasan. Anda harus merasa bebas untuk melakukan sesuatu yang Anda rasa adil. Karena Jorge punya relasi yang sangat baik dengan Ducati, jadi dia sengaja memperlambat laju motor," katanya.

2 dari 2 halaman

Honda Tak Akan Lakukan Team Order

Suppo menambahkan Honda tak pernah memberikan perintah tertentu kepada pebalap, apalagi memaksa pebalap untuk mengalah. Dia memberi contoh kasus pada MotoGP 2006 saat Nicky Hayden sedang bertarung dengan Valentino Rossi untuk memperebutkan titel.

Hayden nyaris gagal menjadi juara dunia setelah ditabrak rekan setimnya Dani Pedrosa pada balapan kedua sebelum terakhir di Estoril, Portugal. Insiden itu menurut Suppo tak membuat Honda meminta Pedrosa agar mengalah kepada Hayden pada seri pamungkas di Valencia.

"Dani mengatakan di Valencia 2006 tak ada seorang pun dari Honda yang meminta dia jangan mengganggu Nicky. Dia memang tak melakukannya, tapi perbedaannya jelas. Dani melakukannya dengan kesadaran sendiri, bukan karena paksaan pihak tertentu. Hasilnya sama, tapi motifnya berbeda," kata Suppo.

Meski Ducati membantu Andrea Dovizioso menang di Malaysia, Marquez masih unggul 21 poin menuju seri terakhir di Valencia, 12 November 2017. Marquez hanya butuh finis ke-11 di Valencia untuk menyegel titel.