Bola.com, Sepang - Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo, menolak memakai strategi team order pada seri terakhir MotoGP 2017 di Valencia, 12 November. Suppo mengaku tak akan meminta Dani Pedrosa membantu Marc Marquez untuk merebut gelar juara dunia.
Baca Juga
Marquez berpeluang besar merebut titel karena masih unggul 21 poin atas rival terdekat, Andrea Dovizioso (Ducati). Dia hanya butuh finis ke-11 di Valencia untuk mengunci mahkota juara.
"Honda tak pernah melakukan team order ketika selisih di kejuaraan sangat kecil. Saat ini keunggulan kami sangat besar, jadi yang paling adil adalah bertarung tanpa team order," kata Suppo seperti dikutip dari AS, Selasa (31/10/2017).
Meski tak menyukai team order, Suppo mengklaim memahami taktik Ducati pada MotoGP Malaysia, Minggu (29/10/2017). Pada balapan di Sepang, Ducati mengirim kode kepada Jorge Lorenzo yang sedang memimpin lomba untuk mengalah kepada Dovizioso agar pertarungan perebutan gelar berlanjut hingga Valencia.
"Dari sudut pandang tim pabrikan, kami memahami strategi Ducati. Namun, dari sudut pandang olahraga langkah mereka sulit dimengerti," ujar Suppo.
"Lorenzo yang sudah berjuang keras untuk meraih kemenangan pertama bersama Ducati tiba-tiba diminta memberikan jalan untuk membantu Dovi. Padahal selisih poin Dovi dengan Marc sudah terlalu besar. Saya hanya bisa berkata saya beruntung tak perlu membuat keputusan seperti itu," kata Suppo.
Meski Marquez sudah unggul jauh atas Dovizioso, Suppo menegaskan Honda tetap menatap balapan di Valencia dengan serius. Suppo tak ingin gelar yang sudah ada di depan mata melayang karena terlalu percaya diri.
"Keuntungan itu penting dan selisih 21 poin sebelum balapan terakhir jelas sangat besar. Namun, apapun bisa terjadi dalam balapan. Kami berharap tak ada kejadian luar biasa di Valencia," kata Suppo.
Honda berpeluang besar menyegel dua gelar di Valencia. Selain titel pebalap, Repsol Honda juga bisa merebut gelar tim. Repsol Honda saat ini sudah unggul 44 poin atas rival terdekat Movistar Yamaha. Honda telah mengunci gelar konstruktor selepas balapan di Malaysia.