Resep Sukses Nova Widianto Si Pelatih Bertangan Dingin

oleh Oka Akhsan diperbarui 02 Nov 2017, 22:00 WIB
Pelatih ganda campuran junior Indonesia, Nova Widiyanto (tengah), menerima penghargaan dari PB Djarum setelah berhasil membawa anak asuhnya mementaskan all Indonesian final pada Kejuaraan Dunia Junior 2017. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Keberhasilan Indonesia mementaskan all Indonesian final pada nomor ganda campuran Kejuaraan Dunia Junior 2017 tak lepas dari peran sang pelatih, Nova Widianto. Atas prestasinya itu, Nova mendapat julukan pelatih bertangan dingin.

"Nova itu pelatih fenomenal. Dia kerap berhasil mengantar anak asuhnya menjadi juara pada turnamen yang diikuti," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Advertisement

Salah satu kelebihan Nova adalah memiliki insting yang bagus. Dia bisa membaca potensi anak asuhnya untuk membentuk pasangan yang kuat.

Salah satu bukti kuatnya intuisi Nova adalah saat memutuskan memasangkan Rinov Rivaldy dengan Pitha Haningtyas Mentari untuk Kejuaraan Dunia Junior 2017.

Ramuan baru Nova ternyata manjur karena Rinov/Mentari yang notabene pasangan baru sukses menggondol medali emas setelah memenangi laga perang saudara melawan juara Asia 2017, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, pada partai final.

Nova mengaku baru memutuskan memasangkan Rinov dengan Mentari jelang batas akhir pendaftaran pemain. Dia bahkan sampai meminta waktu lima hari kepada Lius Pongoh (Kasubid Pelatnas) untuk berpikir sebelum mengambil keputusan akhir.

"Berkaca dari hasil Kejuaraan Asia Junior 2017, Rehan/Fadia bisa jadi juara tapi penampilan ganda campuran lainnya kurang memuaskan. Saya pun berusaha mencari pendamping Rehan/Fadia untuk menjadi andalan pada Kejuaraan Dunia Junior 2017. Pilihannya adalah mencari pasangan baru buat Rinov," ujar Nova.

Jelang Kejuaraan Dunia Junior 2017, ada dua turnamen yang diikuti anak asuh Nova, yaitu India Junior International Grand Prix dan Malaysia International Junior Open. Di India, Rinov berpartner dengan pasangan aslinya, Angelica Wiratama, dan menjadi runner-up. Sementara di Malaysia, Rinov berduet dengan Ribka Sugiarto, tapi terhenti di semifinal. Lalu, mengapa tiba-tiba Nova memasangkan Rinov dengan Mentari?

"Rinov gagal juara di India dan Malaysia. Lalu saya melihat tipe permainan Mentari klop dengan Rinov. Akhirnya saya pun memutuskan memasangkan mereka," tuturnya.

Pilihan Nova terbukti tepat. Namun, Nova masih belum memutuskan apakah ke depan tetap mempertahankan Rinov/Mentari atau dipecah lagi.

Setelah Kejuaraan Dunia Junior 2017, Rinov kembali berpasangan dengan Angelica pada Indonesia International Challenge. Hasilnya, Rinov/Angelica kalah dari Rehan/Fadia pada babak perempat final.

"Soal pecah pasangan itu tergantung situasi dan kondisi. Rinov/Mentari baru berpasangan pada satu turnamen, jadi mereka belum punya poin. Sementara untuk ikut turnamen yang lebih tinggi kan butuh poin. Saya mempertimbangkan Rinov berpasangan dengan pemain senior untuk menambah jam terbangnya," kata Nova.

Nova tak lupa berpesan kepada anak asuhnya agar tak cepat berpuas diri meski telah menjadi juara dunia junior. Dia juga meminta mereka membenahi kekurangan dan tetap berlatih keras agar sukses saat sudah naik ke level senior.

"Saya akan mengusahakan mereka secepatnya bisa berbicara di level senior. Apalagi mereka punya potensi besar. Saya yakin mereka sudah bisa bersaing di turnamen sekelas super series pada tahun depan. Semua kembali ke pemain. Mereka harus punya kemauan dan jangan berpuas diri hanya menjadi juara dunia junior," kata Nova Widianto.