Bola.com, Jakarta - Penggawa Timnas Indonesia U-19 bakal menjajal kekuatan tuan rumah Korea Selatan pada lanjutan Kualifikasi Piala Asia U-18 2018 Grup F di Paju Public Stadium pada Sabtu (4/111/2017). Kubu lawan tercatat sebagai negara paling banyak mengoleksi gelar turnamen.
Korea Selatan jadi jawara Piala Asia U-19 pada edisi 1959, 1960, 1963, 1978, 1980, 1982, 1990, 1996, 1998, 2002, 2004, dan 2012. Di sisi lain Timnas Indonesia U-19 baru sekali mengangkat trofi sebagai yang terbaik pada tahun 1961.
Baca Juga
Taeguk Warrior berstatus sebagai negara elite dalam persaingan sepak bola Ranah Asia. Mereka jadi pelanggan Piala Dunia. Beberapa di antara pemain mereka kini menghiasi kompetisi elite Eropa, yang menjadi surga bagi pesepak bola seantero dunia.
Menariknya, mereka jadi batu sandungan lolos ke Piala Dunia 1986. Timnas Indonesia U-19 hampir saja mencetak sejarah lolos ke persaingan elite dunia jika saja tak kalah melawan Korea Selatan di fase akhir kualifikasi zona Asia.
Babak kedua Zona B AFC Kualifikasi Piala Dunia 1986 mempertemukan Indonesia dengan Korea Selatan.
Tim Merah-Putih yang diasuh almarhum Sinyo Aliando kalah 0-2 pada pertemuan pertama, 21 Juli 1985 di Seoul. Kemudian pada pertemun kedua pada 30 Juli 1985, Timnas Indonesia kalah 1-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kalah agregat 1-6 membuat Indonesia harus mengubur impian menuju Piala Dunia.
Di Piala Asia 2007 mimpi Timnas Indonesia lolos ke babak perempat final juga dimentahkan oleh Korea Selatan. Bertindak sebagai tuan rumah, Tim Garuda yang dinakhodai Ivan Kolev dikalahkan 0-1 oleh Tim Taeguk dalam pertandingan terakhir Grup D yang dimainkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Padahal, jika bermain imbang saja Tim Merah-Putih yang lolos dari kepungan persaingan grup. Korea sebelum menghadapi Indonesia hanya mengoleksi sebiji poin. Hasil imbang 1-1 kontra Arab Saudi dan kalah 1-2 dari Bahrain. Di sisi lain, Indonesia menang 2-1 atas Bahrain dan kalah 0-1 versus Arab Saudi.
Raihan hasil negatif di level senior justru tak terjadi di level junior. Korea Selatan seringkali dibuat kesulitan saat menghadapi Timnas Indonesia U-19. Bola.com mencatat ada tiga momen krusial yang menunjukkan Tim Garuda Muda bulan lawan enteng yang mudah ditekuk Tim Taeguk Muda. Simak ceritanya:
Imbang Kemudian Juara di Piala Asia 1961
1. Imbang Kemudian Juara di Piala Asia 1961
Di pentas Piala Asia U-19 1961 Timnas Indonesia U-19 mencatat sejarah sebagai juara di turnamen belia U-19 edisi 1961 dengan status sebagai juara bersama dengan Burma (kini bernama Myanmar).
Proses penetapan juara bersama dilakukan raja Thailand, Bhumibol Adulyadej setelah kedua tim melakoni pertandingan selama 90 menit dengan skor 0-0. Ia menilai kedua tim pantas menjadi juara karena menampilkan penampilan saling menyerang sepanjang pertandingan.
Tim Merah-Putih melaju ke final setelah jadi jawara Grup A dengan modal enam poin hasil dua kali menang dan dua kali imbang. Grup ini sendiri dihuni oleh Korea Selatan, Vietnam Selatan, Singapura, dan Jepang.
Penggawa Timnas Indonesia U-19 meraih hasil imbang 2-2 kontra Korea Selatan dan Singapura 1-1. Tim Garuda Muda sukses mengeruk hasil positif atas Jepang 2-1 serta Vietnam Selatan 2-0.
Ketika itu Timnas U-19 dilatih oleh Toni Pogacnik yang didampingi oleh Djamiat Dalhar dan Maulwi Saelan. Tim Merah-Putih yang diperkuat pemain-pemain belia macam, Ipong Silalahi, Andjiek Alinurdin, serta Idris Mappakaja, serta Bob Hippy.
Benteh Kukuh di Ho Chi Minh City
2. Benteh Kukuh di Ho Chi Minh City
Timnas Indonesia U-19 harus mengakui keunggulan Korea Selatan dengan skor 3-0 pada fase Kualifikasi Piala Asia U-19 2008.
Bentrok kedua tim dihelat di Thanh Long Stadium, Ho Chi Minh City, Vietnam, pada 8 November 2007. Tim Merah-Putih saat itu ditukangi Bambang Nurdiansyah.
Skuat Timnas Indonesia U-19 dihuni pemain-pemain macam Syamsir Alam, Egy Melgiansyah, Kurnia Meiga, Firly Apriansyah, serta Lucky Wahyu, Tim Garuda Muda bersaing di Grup G bersaing dengan dua tim kuat Korea Selatan dan Australia plus negara-negara lain macam Vietnam (tuan rumah), Guam, dan Hong Kong.
Timnas Indonesia U-19 menyudahi fase kualifikasi dengan berada di peringkat tiga besar. Kurnia Meiga dkk. mengantongi dua kemenangan atas Vietnam (2-0) dan Guam (12-0). Anak asuh Bambang Nurdiansyah kelah 0-2 melawan Australia dan 0-3 Korea Selatan.
Pertandingan melawan Korea berlangsung alot. Mereka baru bisa menjebol pertahanan Tim Merah-Putih pada menit ke 61 lewat gol bunuh diri, Mahendra. Dua gol tambahan baru dicetak dua menit sebelum laga bubar yakni lewat sumbangan Seung-yeoul (88’) dan Yong-cheoul (90’+1)
Hattrick Evan Dimas
3. Hattrick Evan Dimas
Sensasi dibuat Timnas Indonesia U-19 saat mengalahkan Korea Selatan 3-2 di babak Kualifikasi Piala Asia U-19 edisi 2014. Pertandingan digelar di Stadion Utama Bung Karno, Senayan, pada 12 Oktober 2013.Patut dicatat saat itu kubu lawan berstatus sebagai juara bertahan turnamen.
Gol-gol kemenangan tim asuhan Indra Sjafri diborong Evan Dimas. Usai mencetak hattrick nama sang pemain melambung tinggi. Salah satu klub elite Korea Selatan menyatakan ketertarikannya memboyong Evan yang didikan klub Persebaya Surabaya tersebut.Timnas Indonesia U-19 tampil memesona sepanjang kualifikasi Grup G.
Tim yang dihuni banyak pemain potensial yang kini mentas di persaingan elite kompetisi Tanah Air layaknya, Evan Dimas, Yabes Roni, Ilham Udin Arymain, Putu Gede, Hansamu Yama.
Penggawa Tim Merah-Putih mendulang poin absolut di tiga laga kualifikasi dengan meraih kemenangan 4-0 atas Laos, 2-0 atas Filipina, dan tentu saja 3-2 atas Korea Selatan.Duel kontra Korea Selatan berlangsung dramatis. Timnas Indonesia u-19 unggul terlebih dahulu pada menit 31 sebelum kubu lawan menyamakan kedudukan dua menit berselang lewat penalti Hwang Hee-chan pada menit 33.
Evan memperbesar kemenangan gol lewat golnya pada menit 49 dan 87. Tim Taeguk Muda tak mau menyerah begitu saja. Mereka menggeber serangan tiada henti ketika tertinggal 1-3.
Tim asuhan Kim Sang-ho sempat mempertimpis margin gol lewat gol Suh Myeongwon pada menit 89. Kim Sang-ho, berkilah kekalahan terjadi karena kondisi lapangan becek karena guyuran hujan deras. Namun, ia mengakui semangat juang penggawa Timnas Indonesia U-19 yang tak mengenal lelah sepanjang 90 menit.
Sayang, kiprah kinclong Timnas Indonesia U-19, yang berstatus sebagai jawara Piala AFF U-19 2013, tak berlanjut di putaran final yang digelar di Myanmar. Paulo Sitanggang cs. terpuruk di penyisihan dan gagal mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia U-20.