Jakarta - Beragam sifat pemain bintang yang ada di sepak bola. Ada pemain yang tenang tapi banyak pula yang mudah emosionnal. Ini biasanya disebabkan oleh tekanan sampai perlakuan suporter di dalam stadion.
Penikmat sepak bola di seluruh dunia juga selalu menemukan kejadian pemain yang gagal mengantisipasi tekanan tersebut. Apalagi jika ada provokator yang sengaja membuat sang pemain gagal fokus hingga meluapkan amarahnya.
Baca Juga
Baru-baru ini bek senior Marseille, Patrice Evra mengalami provokasi jelang pertandingan melawan Vitoria de Guimaraes dalam fase grup Liga Europa, Kamis (2/11/2017) atau Jumat dinihari WIB. Evra tertangkap kamera menendang kepala suporter timnya sendiri karena tak tahan diejek selama sesi pemanasan.
Marseille pada akhirnya kalah 0-1 dari Vitoria pada matchday keempat Grup I Liga Europa. Kerugian selanjutnya yakni tindakan mantan bintang Manchester United (MU) tersebut berpotensi membuat Marseille dan dirinya disanksi oleh UEFA.
Merujuk kejadian serupa, beberapa pemain yang terlibat dalam perselisihan dan pemukulan pernah diganjar hukuman yang berbeda-beda. Ada yang mendapat sanksi kerja sosial, ada pula yang dilarang tampil dalam beberapa pertandingan.
Liputan6.com telah merangkum tiga pemain yang gagal menahan emosi saat diprovokasi oknum di dalam stadion. Bukan hanya dari penonton, tapi dari seorang bocah pemungut bola atau ballboy yang ada di pinggir lapangan saat pertandingan.
Berikut uraiannya:
Patrice Evra
Patrick Evra membuat Olympique Marseille rugi dua kali. Dalam pertandingan fase grup Liga Europa, Kamis (2/11) dia kena kartu merah bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Pada sesi pemanasan jelang partai melawan tim Portugal, Vitoria de Guimaraes, pemain 36 tahun tersebut tiba-tiba berlari ke tribun suporter Marseille. Dia menantang seorang suporter untuk berkelahi karena disinyalir tak terima mendapat ejekan bernada rasis dari pendukung klub.
Bukan hanya mendatangi tribun suporter, Evra melayangkan tendangan telak ke kepala seorang pria meski telah direlai oleh rekan-rekan setimnya.
Wasit langsung menghadiahi kartu merah untuknya. Dia jadi pemain pertama di Liga Europa yang mendapat kartu bahkan sebelum laga dimulai.
Komisi disiplin UEFA baru akan mengumumkan hukuman akhir atas tindakan Evra pada 10 November mendatang. Sementara ini eks-pemain Manchester United (MU) hanya diskors satu pertandingan karena kartu merahnya.
Eden Hazard
Chelsea harus bermain 10 orang dalam pertandingan semifinal Piala Liga Inggris melawan Swansea City pada Januari 2013 lalu. Penyebabnya, gelandang serang Eden Hazard mendapat kartu merah setelah menendang seorang ball boy atau pemungut bola dalam laga itu.
Wasit Chris Foy menghadiahi The Blues kartu merah pada menit ke-80 karena Hazard meluapkan emosinya ke tepi lapangan. Dia dianggap melakukan tindakan kekerasan meski sang pemain punya alasan sendiri.
Insiden bermula ketika Hazard berusaha mengambil bola dari si ballboy. Namun petugas khusus di pinggir lapangan itu membuat gerakan menelungkup, menutupi bola dalam pelukannya yang membuat Hazard marah.
Charlie Morgan, bocah yang jadi ballboy saat itu, dianggap memperlambat jalannya laga agar memuluskan jalan Swansea menuju final. Sebab Chelsea sudah tertinggal 0-2 lebih dulu di leg kedua semifinal.
Selain kartu merah, FA akhirnya menghukum mantan gelandang Lille itu dengan skors sebanyak tiga laga. Hazard mengakui kesalahannya lantaran terlalu emosi meski dia berkilah ingin merebut dengan menggunakan kaki yang terkesan menendang keras.
Eric Cantona
Legenda Manchester United (MU) Eric Cantona memang dikenal sebagai pemain yang gampang tersulut emosi. Hal tersebut kerap dimanfaatkan lawan untuk menyulut emosi Cantona agar dia diganjar kartu merah wasit.
Pada Januari musim 1994/95 publik sepak bola Liga Inggris dikejutkan dengan tendangan kung fu Cantona. Dalam laga melawan Crystal Palace di Selhust Park, pemain Prancis tersebut diganjar kartu merah wasit setelah menendang bek Palace, Richard Shaw.
Belum reda emosinya usai diusir dari lapangan, seorang suporter lawan membuat King Eric naik pitam. Matthew Simmons, nama fans Palace tersebut menyoraki Cantona dan di sinilah insiden tendangan ala Cantona terjadi.
Cantona yang kesal melayangkan tendangan kung fu kepada fans tersebut. Pada akhirnya dia mendapat hukuman larangan bertanding hingga hingga bulan September 1995 dan juga kerja sosial.