Widyantoro Doakan Persis dari Balik Jeruji Komdis PSSI

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 07 Nov 2017, 08:15 WIB
Wawancara Eksklusif Widyantoro (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Solo - Bak sebuah kapal yang sedang dihantam ombak di lautan. Perumpaan itu mungkin bisa menggambarkan mantan pelatih Persis Solo, Widyantoro. Juru taktik 47 tahun itu mencoba bertahan dari badai bernama sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

Pria kelahiran Magelang, 17 September 1970 tersebut harus menerima kenyataan tak boleh beraktivitas atau melatih di kompetisi resmi selama 18 bulan.

Hukuman berat itu benar-benar memukul pelatih yang akrab disapa Wiwid itu. Apalagi dirinya harus terlepas dari tim Laskar Sambernyawa. Tim yang dia bawa melaju cukup jauh hingga akan bertarung di babak 8 Besar Liga 2 2017.

Advertisement

Hukuman itu terkait pertandingan melawan Cilegon United baik di Stadion Manahan, Solo maupun di Stadion Krakatau Steel, Cilegon saat babak 16 Besar.

Manajemen Persis sudah menyampaikan sejumlah kebijakan terkait adanya putusan tersebut, termasuk mengajukan banding ke Komisi Banding namun belum berbuah hasil.

Lalu bagaimana cerita Widyantoro akan sanksi tersebut dan kegiatan sekarang, berikut petikan wawancara Bola.com, dengan mantan pelatih PPSM Magelang itu.

Apa yang Anda pikirkan tentang hukuman itu?

Pertama saya tidak menyangka akan mendapatkan sanksi seberat itu. Apalagi 18 bulan berarti bisa satu musim penuh saya tidak bekerja. Padahal sepak bola adalah pekerjaan saya satu-satunya.

Apa yang sebenarnya terjadi sampai Anda dihukum berat?

Saya tidak tahu mengapa ada laporan seperti itu. Saat melawan Cilegon United di Solo dan Cilegon saya hanya berbicara kepada wasit agar memimpin pertandingan dengan jujur dan adil. Itu saja tidak lebih. Namun ternyata laporan yang masuk ke PSSI berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan.

Soal tuduhan Anda menendang wasit?

Itu tidak benar. Saya tidak pernah menyerang bahkan menendang wasit. Saat di Solo situasi memang rumit. Saat jeda saya hanya menghampiri dan mengatakan agar wasit memimpin pertandingan dengan fair. Mungkin karena kerumunan jadi ada yang menendang betis wasit. Sampai sekarangpun tidak ada bukti-bukti yang melihat atau menyebut saya menendang wasit.

Setelah mendapat sanksi itu, kegiatan Anda saat ini seperti apa?

Saya lebih banyak di rumah berkumpul dengan keluarga. Juga ada aktivitas lagi mengantar anak ke sekolah dan juga istri bekerja. Namun sesekali saya masih melihat Persis saat latihan maupun uji coba. Saya hanya berharap PSSI lebih bijak dalam kasus ini. Kalau memang saya salah oke disanksi. Namun untuk kasus ini saya benar-benar tidak tahu sama sekali.

Lalu, harapan apa yang Anda untuk Persis?

Persis harus promosi. Itu harapan yang saya inginkan saat ini. Persis memiliki segalanya untuk meraih tiket lolos ke Liga 1. Saya berdoa semoga kenginan masyarakat Solo dan suporter Pasoepati agar ke Liga 1 musim depan bisa terwujud.

Seberapa optimistis Persis bisa ke Liga 1?

Saya sangat optimistis. Persis memiliki potensi besar untuk ke sana. Apalagi pondasi yang saya dibangun cukup kokoh tinggal sejengkal lagi untuk lolos. Apalagi seluruh elemen tim memiliki keinginan kuat untuk promosi.