Jakarta Pelita Jaya terlalu tangguh bagi Satya Wacana saat keduanya jumpa pada laga pertama Grup A Perbasi Cup 2017 di Britama Arena, Senin (6/11/2017). Pelita Jaya menggilas Satya Wacana 96-42.
Bagi Pelita Jaya, jelas ini bukan hasil yang mengejutkan. Itu karena mereka adalah tim berstatus sebagai juara bertahan IBL. Terlebih, mereka juga baru mematangkan kekuatan dengan pemusatan latihan (TC) di Amerika, Oktober lalu.
Baca Juga
Pada kuarter pertama, mereka sudah meninggalkan Satya Wacana 23-10. Jarak di antara kedua tim semakin melebar pada kuarter kedua, 43-21.
Pada kuarter ketiga, keunggulan tim besutan Johannis Winar itu semakin menjadi-jadi, yakni 68-33. Karenanya, tak heran jika kuarter keempat laga pertama grup A Perbasi Cup ditutup dengan keunggulan 46 poin untuk Pelita Jaya.
Meski menang dengan skor telak, pelatih Johannis Winar mengaku bahwa Perbasi Cup 2017 dijadikan sebagai ajang meraba-raba kekuatan timnya. Karenanya, meski menang dengan jumlah poin sangat jauh, ia belum bisa menentukan starting 5 yang akan menjadi andalannya.
"Kami menjadikan Perbasi Cup sebagai ajang coba-coba. Hari ini starting 5 dan besok akan berbeda. Kan saya juga masih belum tahu karena PJ banyak wajah baru. Jadi kami masih harus coba-coba ini cocok dengan siapa ini cocok dengan siapa," tegas Johannis.
Ada Peningkatan
Selain itu, Johannis juga melihat ada peningkatan dari Pelita Jaya usai mengasah skill di Amerika. Dalam hal ini, ia merasa para pemainnya sudah jauh lebih percaya diri dan agresif dalam menyerang.
Namun, tetap saja ada beberapa hal yang akan dievaluasi. Salah satu yang dilihat adalah jumlah turnover yang mencapai 20. Karenanya, ia tak begitu bangga dengan skor telak yang diciptakan atas Satya Wacana.
"Kami tak melihat berdasarkan skor. Skor itu relatif. Tapi yang kami lihat itu cara bermain. Menang tapi mainnya buruk ya percuma. Kami mau menang, mainnya juga bagus. Kalau tadi turnover-nya masih banyak, ada 20," ujarnya.
Lebih Seimbang
Johannis ingin agar Pelita Jaya tampil lebih seimbang. Dia tak mau pemain banyak membuang peluang dengan lakukan spekulasi-spekulasi tembakan yang berujung turn over.
"Tambah agresif itu betul, tapi tidak juga dengan membuat turnover yang banyak. Ini soal bagaimana kami bermain agresif dan turnover-nya itu sedikit," ia menambahkan.