Bola.com, Makassar - Sudah jatuh tertimpa tangga. PSM Makassar yang kalah dari rival utama di papan atas Liga 1 2017, Bali United 0-1 pada pekan ke-33 Liga 1 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Senin (6/11/2017), bersiap menerima sanksi. Kerusuhan suporter usai pertandingan bisa berbuah hukuman dari Komisi Disiplin PSSI.
Hanya beberapa detik setelah Stefano Lilipaly menjebol gawang PSM pada menit ke-94, suporter di tribun tertutup serentak melempari bench Bali United. Tidak hanya itu, ratusan suporter merangsek masuk untuk menyerang penggawa Laskar Tridatu.
Baca Juga
Kondisi ini diperparah oleh oknum ofisial dan pelatih PSM juga ikut-ikutan menyerbu ke bench Bali United. Kericuhan ini berlangsung selama 15 menit. Dan baru berakhir setelah panpel dan pihak aparat keamanan menggiring kubu Bali United ke ruang ganti.
Berdasarkan kesepakatan kedua tim, wasit Murzabekov Eldos memutuskan pertandingan selesai pada menit ke-94. Tidak hanya itu, jumpa media setelah pertandingan juga ditiadakan.
Pemain dan ofisial Bali United diangkut keluar stadion dengan menggunakan kendaraan anti teror. Widodo Cahyono Putro dan anak-asuhnya pun sempat diungsikan ke kantor polisi menghindari teror suporter PSM.
Ditemui di pintu keluar VIP Utama, CEO PSM, Munafri Arifuddin meminta maaf kepada suporter PSM yang sudah 17 tahun menanti Juku Eja kembali juara. Ia menyadari kekalahan tak terduga Tim Juku Eja jadi biang kerok aksi rusuh suporter.
PSM yang memegang kendali permainan harus tertunduk lesu, kebobolan gol lewat skema serangan balik mematikan Bali United di pengujung laga. "Kami sudah berusaha maksimal. Sayang hasil kali ini memang tidak memihak ke PSM," ujar Munafri.
Manajemen PSM Makassar siap menghadapi apapun keputusan Komdis PSSI terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion AMM. "Kita lihat saja perkembangan. Intinya kami siap dengan segala konsekuensi," tegas Munafri.