Jakarta - Bhayangkara FC membuat kejutan di ranah sepak bola Indonesia. Klub milik Polri ini bakal menjadi juara Liga 1, meski baru melakukan debut.
Bhayangkara FC sebenarnya sudah koleksi 68 poin, hasil dari kemenangan 3-1 atas Madura United pada Rabu (9/11/2017) malam WIB. Bhayangkara FC juga menyisakan satu laga melawan Persija Jakarta.
Baca Juga
Bhayangkara FC berpeluang memiliki poin yang sama dengan Bali United di akhir musim jika mereka kalah dari Persija di pekan terakhir dan Bali United menang lawan Persegres Gresik United.
Meski poin sama, Bhayangkara FC bakal tetap jadi juara Liga 1 karena menang head to head atas Bali United. Yang jadi masalah, Bhayangkara FC dituding mendapatkan limpahan 3 poin gara-gara sanksi Komdis atas Mitra Kukar.
Mitra Kukar seperti diberitakan sebelumnya disanksi karena memainkan Muhammed Sissoko. Seharusnya, Sissoko belum main lawan Bhayangkara FC karena masih menjalani sanksi larangan bermain.
Inilah yang menjadi polemik hingga saat ini. PSSI pun memutuskan untuk menunda status juara Bhayangkara FC karena belum disahkan oleh PT LIB. Operator liga ini dikabarkan masih menunggu hasil banding dari Mitra Kukar.
Meski begitu, kubu Bhayangkara FC tetap santai. Pelatih Bhayangkara FC, Simon Mc Menemy mengaku tidak peduli dengan polemik karena merasa timnya lebih baik dari yang lain.
“Saya hanya melakukan tugas saya, saya hanya mempedulikan sepakbola. Beberapa wartawan menanyai hal tersebut, saya bisa katakan tidak peduli akan hal itu. Kami lebih baik dibandingkan tim lain, kami juaranya," ujar pelatih asal Skotlandia itu.
Klub Unik
Dalam sejarah sepak bola Indonesia, hanya Bhayangkara FC mungkin yang boleh disebut paling sering berganti nama. Awalnya, klub ini terbentuk karena dualisme Persebaya usai Kongres PSSI di 2011.
Persebaya versi PT Persebaya Indonesia yang mengikuti Liga Primer Indonesia (LPI) tetap menganggap sebagai klub yang sah. Mereka lalu mengubah nama menjadi Persebaya 1927. Sedangkan Persebaya yang kini bernama Bhayangkara FC merupakan hasil boyongan dari pemain Persikubar Kutai Barat yang diubah namanya Wisnu Wardana lewat PT. Mitra Muda Inti Berlian (MMIB).
Pada 2015, Persebaya dilarang ikut Piala Presiden. Mereka harus ganti nama dan akhirnya mengubah nama menjadi Persebaya United. Namun saat lolos ke 8 besar, Persebaya disuruh menanggalkan nama Persebaya karena sudah dipatenkan oleh Persebaya 1927.
Nama pun kembali berubah menjadi Bonek FC. Saat mengikut Piala Jenderal Sudirman, nama Bonek FC kembali digugat Bonekmania karena dinilai bukan klub yang sah. Mereka pun akhirnya berganti nama menjadi Surabaya United.
Pada 12 April 2016, Surabaya United merger dengan PS Polri. Disinilah nama Bhayangkara FC mulai bergaung dan kini di ambang menjadi juara Liga 1.
Tugas Berat
Jika akhirnya Bhayangkara FC menjadi juara Liga 1, tugas klub milik Polri ini tak berhenti sampai di sana. Soalnya, klub ini punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Saat ini, mereka tak punya basis suporter yang kuat. Selain itu, Bhayangkara FC juga belum punya lisensi AFC karena belum memenuhi banyak syarat yang dipenuhi untuk jadi klub profesional.
Saat melawan Persib di Bandung beberapa waktu lalu, salah satu ofisial Bhayangkara FC sempat mengungkapkan jika mereka saat ini punya sekitar 1.500 fans resmi bernama Bharamania. Sedangkan saat nonton di stadion, Bhayangkara FC selalu didukung sekitar 3.000-an suporter baik dari kalangan polisi dan Bharamania.
Bhayangkara FC juga berencana untuk gunakan stadion PTIK di Blok M sebagai markas mereka di musim baru nanti. Padahal, seperti diketahui, stadion ini terlalu kecil untuk digunakan. Ada kemungkinan Bhayangkara FC akan merenovasi ulang stadion ini.
Apakah dongeng Bhayangkara FC yang bakal segera jadi juara Liga 1 bakal berlanjut dalam waktu lama? Apakah klub ini bakal berganti nama lagi?