INASGOC Ingin Kerja Sama dengan Lab Anti-Doping Qatar

oleh Risa Kosasih diperbarui 15 Nov 2017, 22:34 WIB
Peserta Parade Asean Games 2018 Jakarta - Palembang membawa baner bertuliskan "Road To Asian Games 2018, Jakarta, Minggu (27/12/2015). Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan Asian Games 2018 mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Panitia penyelenggara Asian Games 2018 Inasgoc telah memilih Laboratorium Anti-Doping Qatar sebagai mitra departemen medis. Namun hal itu harus mendapat persetujuan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) sebelum nota kesepahaman atau MoU tercapai.

Advertisement

Laboratorium yang terletak di Doha, ibukota Qatar tersebut akan meneliti sampel urin dan atau darah para atlet yang tampil di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Inasgoc, melalui Departemen Medical & Doping Control menjaga kerahasian jumlah atlet yang disetujui OCA untuk diteliti.

"Inasgoc condong memilih Doha dari pada lab di Jepang, Thailand, India, dan Korea Selatan. Tapi sebelum semua oke kami mengajukan perbandingan biaya analisa sampel ke OCA terlebih dahulu," kata Louis Kartika, anggota Medical & Doping Control Inasgoc kepada wartawan, Rabu (15/11/2017) di Senayan, Jakarta.

Penggunaan Doping ditangani serius oleh Inasgoc lantaran ada beberapa cabor yang menjadikan Asian Games sebagai babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Apabila ada pemecahan rekor dari disiplin olahraga tertentu, departemen medis akan melakukan tes doping.

"Jumlah dan pola pengambilan sampel ini dirahasiakan. Tapi yang pasti pemenang medali akan dites ditambah penelitian secara acak," tutur Louis.

"Pemain bridge juga bisa, tapi random karena ditentukan oleh OCA. Kami sampai saat ini tidak tahu siapa yang akan dites. Untuk sementara itu saja," tutur Louis.

2 dari 2 halaman

Laboratorium Anti-Doping Qatar

Louis Kartika, anggota Medical & Doping Control INASGOC membeberkan alasan pemilihan Laboratorium Anti-Doping Qatar sebagai mitra resmi departemen medis. Salah satunya adalah banyaknya jadwal penerbangan dari dan menuju Doha, Qatar.

"Bukan masalah biaya saja, tapi penerbangan dan fasilitas lab. Kalau mengirim sampel ke India akan repot karena tidak ada penerbangan langsung ke sana," ucap Louis.

"Hasil doping bisa dilihat kurang dari 24 jam. Tapi ada juga yang tiga hari setelah diteliti," tuturnya.

 Saksikan video pilihan di bawah ini