Inter Milan Impresif, Santon Kedepankan Peran Spalletti

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 20 Nov 2017, 22:20 WIB
Para pemain Inter Milan merayakan kemenangan atas Atalanta pada laga Serie A Italia di Stadion San Siro, Milan, Minggu (19/11/2017). Inter menang 2-0 atas Atalanta. (AP/Luca Bruno)

Jakarta - Inter Milan kembali menunjukkan kebesarannya. Luciano Spalletti pun menjadi otak di balik kebangkitan I Nerazzurri.

Sejak ditinggal Jose Mourinho pada musim panas 2010, Inter Milan seakan kehilangan kejayaannya. Padahal, mereka sudah berulang kali mendatangkan pemain bintang. Berulang kali pula mereka mengganti pelatih.

Advertisement

Terhitung, sejak Mourinho pergi, sudah 10 pelatih berbeda yang datang memimpin Persib. Namun, sembilan di antaranya harus menemui kegagalan hingga akhirnya menerima surat pemecatan. Terkini, Spalletti yang dipercaya menangani Nerazzurri sejak Juni 2017.

Di tangan Spalletti, Inter kembali menemukan ritme terbaiknya pada paruh pertama Serie A 2017/2018. Mereka belum sekalipun menderita kekalahan musim ini. Dari 13 pertandingan, I NErazzurri merangkai 10 kemenangan dan tiga hasil imbang.

"Apa yang Spalletti lakukan adalah membiarkan semua orang bekerja dan melatih yang terbaik yang mereka bisa. Kekuatan kami adalah kami semua merasa penting. Dan itu penting bagi tim yang ingin melakukan hal-hal penting," kata bek Inter, Davide Santon, dilansir Football Italia.

Santon yang kembali ke Inter Milan sejak musim panas 2015 itu menambahkan, "Pelatih memiliki segalanya di lokernya. Ia memiliki keinginan kuat untuk menang dan mengirimkannya kepada kami semua."

 

2 dari 3 halaman

Kiprah Santon

Terkini, Inter sukses mempecundangi Atalanta dua gol tanpa balas pada pekan ke-13 Serie A di Giuseppe Meazza, Senin (20/11/2017). Kemenangan itu membawa Inter ke urutan kedua dengan koleksi 33 poin, hanya terpaut dua poin dari pemuncak klasemen Napoli.

Bek sayap Inter Milan, Davide Santon (kiri). (AP/Luca Bruno)

Santon sendiri sebetulnya menjalani kehidupan yang sulit sejak kembali ke Inter. Ia tak lagi menyandang status sebagai pemain inti. Di Serie A musim ini, ia pun baru tiga kali dimainkan dan hanya sekali menjadi starter.

"Saya masih muda, tapi sudah lama mendalami sepak bola, yakni sejak 17 tahun. Saya mengalami masalah yang membuat saya pergi dari Italia. Tapi ada perubahan besar di musim ini. Musim lalu tak berjalan baik bagi saya, tapi saya tidak menyerah," tegas Santon.

 

3 dari 3 halaman

Rapor Spalletti Sebagai Pelatih

Empoli (1995-1998): 60 menang, 61 imbang, 55 kalah dari 176 laga

Sampdoria (1998-1999): 14 menang, 11 imbang, 19 kalah dari 44 laga

Venezia (1999): 1 menang, 2 imbang, 5 kalah dari 8 laga

Udinese (2001): 2 menang, 4 imbang, 5 kalah dari 11 laga

Ancona (2001-2002): 14 menang, 8 imbang, 16 kalah dari 38 laga

Udinese (2002-2005): 52 menang, 32 imbang, 37 kalah dari 121 laga

AS Roma (2005-2009): 118 menang, 51 imbang, 48 kalah dari 217 laga

Zenit (2009-2014): 103 menang, 47 imbang, 29 kalah dari 179 laga

Roma (2016-2017): 50 menang, 11 imbang, 14 kalah dari 75 laga

Inter Milan (2017-...): 10 menang, 3 imbang, 0 kalah dari 13 laga