Jakarta - Inter Milan kembali menunjukkan kebesarannya. Luciano Spalletti pun menjadi otak di balik kebangkitan I Nerazzurri.
Sejak ditinggal Jose Mourinho pada musim panas 2010, Inter Milan seakan kehilangan kejayaannya. Padahal, mereka sudah berulang kali mendatangkan pemain bintang. Berulang kali pula mereka mengganti pelatih.
Baca Juga
Terhitung, sejak Mourinho pergi, sudah 10 pelatih berbeda yang datang memimpin Persib. Namun, sembilan di antaranya harus menemui kegagalan hingga akhirnya menerima surat pemecatan. Terkini, Spalletti yang dipercaya menangani Nerazzurri sejak Juni 2017.
Di tangan Spalletti, Inter kembali menemukan ritme terbaiknya pada paruh pertama Serie A 2017/2018. Mereka belum sekalipun menderita kekalahan musim ini. Dari 13 pertandingan, I NErazzurri merangkai 10 kemenangan dan tiga hasil imbang.
"Apa yang Spalletti lakukan adalah membiarkan semua orang bekerja dan melatih yang terbaik yang mereka bisa. Kekuatan kami adalah kami semua merasa penting. Dan itu penting bagi tim yang ingin melakukan hal-hal penting," kata bek Inter, Davide Santon, dilansir Football Italia.
Santon yang kembali ke Inter Milan sejak musim panas 2015 itu menambahkan, "Pelatih memiliki segalanya di lokernya. Ia memiliki keinginan kuat untuk menang dan mengirimkannya kepada kami semua."
Kiprah Santon
Terkini, Inter sukses mempecundangi Atalanta dua gol tanpa balas pada pekan ke-13 Serie A di Giuseppe Meazza, Senin (20/11/2017). Kemenangan itu membawa Inter ke urutan kedua dengan koleksi 33 poin, hanya terpaut dua poin dari pemuncak klasemen Napoli.
Santon sendiri sebetulnya menjalani kehidupan yang sulit sejak kembali ke Inter. Ia tak lagi menyandang status sebagai pemain inti. Di Serie A musim ini, ia pun baru tiga kali dimainkan dan hanya sekali menjadi starter.
"Saya masih muda, tapi sudah lama mendalami sepak bola, yakni sejak 17 tahun. Saya mengalami masalah yang membuat saya pergi dari Italia. Tapi ada perubahan besar di musim ini. Musim lalu tak berjalan baik bagi saya, tapi saya tidak menyerah," tegas Santon.
Rapor Spalletti Sebagai Pelatih
Empoli (1995-1998): 60 menang, 61 imbang, 55 kalah dari 176 laga
Sampdoria (1998-1999): 14 menang, 11 imbang, 19 kalah dari 44 laga
Venezia (1999): 1 menang, 2 imbang, 5 kalah dari 8 laga
Udinese (2001): 2 menang, 4 imbang, 5 kalah dari 11 laga
Ancona (2001-2002): 14 menang, 8 imbang, 16 kalah dari 38 laga
Udinese (2002-2005): 52 menang, 32 imbang, 37 kalah dari 121 laga
AS Roma (2005-2009): 118 menang, 51 imbang, 48 kalah dari 217 laga
Zenit (2009-2014): 103 menang, 47 imbang, 29 kalah dari 179 laga
Roma (2016-2017): 50 menang, 11 imbang, 14 kalah dari 75 laga
Inter Milan (2017-...): 10 menang, 3 imbang, 0 kalah dari 13 laga