Bandung - Umuh Muchtar merupakan salah satu sosok paling berjasa dalam sejarah Persib Bandung. Namun sisi negatif muncul belakangan ini terkait dominasinya di tubuh Tim Maung Bandung.
Semua berawal dari wawancara Carlton Cole, Marquee Player, yang membela Persib pada paruh pertama Liga 1 2017, dengan Goal Internasional.
Baca Juga
Dalam wawancara tersebut, Cole menyebut Umuh terlalu ikut campur sampai soal pemilihan pemain. Bahkan, nasib buruknya hingga jarang dimainkan di Persib juga disebut tak lepas dari keputusan Umuh.
"Persib memiliki pelatih yang bertugas melatih dan memilih tim setiap pekan. Tapi, ada sosok manajer yang bertugas mengawasi pemesanan hotel dan gaji pemain. Di Inggris, kami menyebutnya sebagai pegawai penghubung, tapi di Indonesia disebut manajer," kata Cole.
"Orang ini bernama Umuh Muchtar dan ia mendominasi di dalam tim. Tak hadir dalam sesi latihan, ia bisa memilih tim yang bermain saat pertandingan. Pelatih tak memiliki kuasa dan manajer yang mengatur semuanya," jelas Cole.
Sebelumnya, Umuh juga menjadi sorotan pada laga El Clasico Indonesia antara Persija Jakarta dan Persib di Stadion Manahan, Solo, 3 November 2017. Komdis PSSI pun memutuskan untuk menghukum Umuh dengan larangan beraktivitas sepak bola dalam kegiatan di lingkungan PSSI selama enam bulan dan denda Rp 50 juta.
Sanksi 6 Bulan
Sanksi itu mengacu pada Pasal 22 Kode Disiplin PSSI. Umuh dianggap bertingkah laku buruk pada laga Persija kontra Persib. Dalam video yang beredar, manajer yang biasa disapa Pak Haji ini terlihat memanggil pemain Persib dari area teknis ke pinggir lapangan dan dinilai meminta pemain untuk tidak melanjutkan laga menyusul kepemimpinan wasit.
Komdis menuturkan keputusan ini juga diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin. Benarkah itu? Umuh sendiri sudah menjawabnya soal alasan dirinya memanggil pemain lewat artikel di sini.
Liputan6.com pun mencoba menanyakan kepada beberapa pihak terkait penilaian mereka mengenai sosok Umuh. Firman Utina yang sempat berseragam Persib pada 2012-2015 menjadi salah satu pihak yang dengan senang hati menjawabnya.
"Pak Umuh menjadi orangtua yang baik. Kalau saya nilai, ia adalah sosok mengayomi pemain. Para pemain pun merasakan seperti itu. Dia juga bertugas sebagai penyambung lidah antara pemain dan pengurus," kata Firman kepada Liputan6.com, Senin (20/11/2017).
Firman juga mendengar soal komentar Cole mengenai Umuh yang disebut terlalu dominan dan mengatur segalanya. Terkait hal itu, Firman menyatakan, "Saya tidak terlalu tahu. Waktu di sana, saya jarang melihat ia mengatur (soal pemain). Kalau sekarang saya tidak tahu."
"Dulu kami menjadi juara karena kami memiliki tim yang solid. Hubungan antara pemain, pelatih, dan pengurus sangat solid," pria berusia 35 tahun itu menambahkan.
Pendapat Mantan Pelatih
Liputan6.com juga mencoba untuk menanyakan soal sosok Umuh kepada Djadjang Nurjaman, pelatih yang membawa Persib juara Indonesia Super League (ISL) 2014. Namun, ia minta maaf karena tak bisa menjawab pertanyaan itu. "Saya minta maaf. Kalau pertanyaan mengarah ke sana, saya tak bisa menjawabnya."
Berbeda dengan Emral Abus, pelatih yang menangani Persib di paruh kedua Liga 1 2017. Ia memastikan bahwa tak ada intervensi yang dilakukan Umuh selama ia di Persib. Akan tetapi, ia juga menyebut bahwa Umuh kerap memberikan saran.
"Setahu saya Pak Umuh itu orang yang baik, baik kepada pemain. Beliau sebetulnya juga gak seperti itu (intervensi). Beliau menyarankan iya. Wajar kalau menyarankan, bukan memaksakan," tegas Emral.
Menurut Emral, sebagai pelatih dirinya juga memilih untuk lebih menghargai sosok Umuh. Ia juga menilai hal tersebut tidak bisa disebut sebagai intervensi dan hal yang wajar. "Di mana-mana seperti itu. Soal strategi jelas urusan pelatih. Kalau Pak Umuh kan urusan memberikan semangat untuk menang."
Terkini, Vladimir Vujovic juga ikut memberikan kritik kepada Umuh. Namun, bukan soal intervensi, melainkan lebih kepada soal masa depannya. Ia mengaku kecewa karena Umuh menyebut akan mempertahankannya, tapi malah tengah berupaya mendatangkan Fabiano Beltrame dari Madura United.
Komentar Vujovic bisa dilihat di sini.
Jasa Umuh
Selanjutnya, Liputan6.com juga mencoba untuk menghubungi Umuh hari ini untuk menanyakan soal situasinya di Persib. Namun, sampai tiga kali mencoba menghubungi lewat telepon dan pesan singkat, Umuh tetap tak merespons.
Tak bisa dimungkiri, jika bicara soal Persib, nama Umuh tak bisa diabaikan begitu saja. Kesuksesan Persib memiliki manajemen yang baik dan dianggap sebagai salah satu klub yang paling profesional di Indonesia tak lepas dari jasanya.
Bersamanya pula Persib menjadi juara ISL 2014. Itu adalah gelar resmi perdana yang diraih tim Maung Bandung sejak terakhir kali menjuarai era Liga Indonesia 1994/1995. Persib juga merebut gelar Piala Presiden 2015.