Jakarta Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, ingin skandal memalukan pengaturan skor yang terjadi di Indonesian Basketball League (IBL) diusut tuntas. Erick mendukung langkah PP Perbasi menghukum berat para pelaku yang terlibat dalam skandal itu.
Seperti diketahui, sembilan penggawa klub IBL, Siliwangi Bandung dihukum larangan terlibat di bola basket nasional lima hingga dua tahun setelah terbukti melakukan match fixing. Delapan di antaranya merupakan pemain, sedangkan satu orang lainnya ofisial.
Baca Juga
Sembilan orang tersebut adalah Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Harlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo, Zulhilmi Fatturohman. Nama terakhir merupakan ofisial tim.
IBL juga sudah memberikan hukuman berat. Kesembilan orang tersebut dilarang main di IBL selama seumur hidup.
"Saya mendukung langkah Perbasi mengusut kasus pengaturan skor ini. Saya salut dengan langkah Perbasi ini. Kalau bisa jangan berhenti sampai pemain saja. Harus diusut tuntas," kata Thohir di Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Beri Nasihat
Pria yang juga menjabat sebagai Presiden Inter Milan itu juga memberikan nasihat kepada para pebasket nasional agar tidak mencoreng dirinya dengan ikut melakukan pengaturan skor.
"Taruhan memang susah disetop, tapi kalau sampai masuk ke lapangan (memanipulasi pertandingan) itu sudah menabrak ranah hukum. Kepada para pemain saya harap jangan menodai karier dengan perbuatan tercela ini. Sayangkan jika karier cacat hanya gara-gara pengaturan skor, " Thohir melanjutkan.
Perbasi sendiri memang berencana melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus pengaturan skor ini. Tak tertutup kemungkinan adanya pemain lain yang terkena sanksi.
Tanggapan Pemain
Sementara itu bintang IBL dari klub Satria Muda Christian Ronaldo Sitepu menyesalkan kejadian pengaturan skor ini. Dia berharap Perbasi bisa terus mengusut kasus ini.
"Pertama dengar shock ya. Dari dulu kan cuma sebatas rumor, ternyata beneran ada. Saya pribadi menungggu kelanjutan kasus ini. Biar tahu kenapa mereka melakukannya. Yang mereka lakukan menurut saya salah," kata Ronaldo Sitepu.