Ikuti Jejak Ponaryo, Legenda Timnas Gantung Sepatu

oleh Risa Kosasih diperbarui 25 Nov 2017, 14:19 WIB
Firman Utina membela timnas sejak level junior. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jakarta - Firman Utina mengikuti jejak rekannya di timnas Indonesia, Ponaryo Astaman untuk gantung sepatu tahun ini. Hebatnya, Firman mundur dari lapangan hijau setelah membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 musim ini.

Firman mengawali karier sebagai pemain profesional Persma Manado musim 1999/2000. Hanya semusim membela klub kota kelahirannya, dia hijrah ke Tangerang untuk bermain bersama Persita di bawah asuhan pelatih Benny Dollo.

Advertisement

Sejak tahun 2005 hingga pensiun, dia telah mencicipi berbagai gelar dengan klub-klub besar di Indonesia seperti Arema Malang, Pelita Jaya, Persija Jakarta, Sriwijaya FC, hingga Persib Bandung. Terakhir, dia mengangkat gelar juara Liga 1 2017 bersama Bhayangkara FC meski tak banyak berkontribusi.

"Alhamdulillah karier saya di sepak bola sudah saya kalenderkan. Setelah jadi pemain saya ingin ambil lisensi pelatih, lalu setelah itu saya mengembangkan sepak bola usia dini. Akhirnya cita-cita saya terwujud," ucap Firman di sela-sela acara turnamen usia dini Firman Utina Cup 2017, Sabtu (25/11) di Lapangan Lapas Pemuda, Tangerang.

Pemain 35 tahun tersebut merasa telah cukup mendapatkan banyak pengalaman sebagai pemain. Apalagi dia sempat jadi andalan di Timnas Indonesia dalam beberapa ajang internasional.

Firman merupakan alumni Piala Pelajar Asia U-19 pada 2000 silam. Setelah itu dia berturut-turut dipanggil Timnas Indonesia untuk dua edisi SEA Games, sekali Pra Piala Asia, Piala Asia, empat kali Piala AFF, dan Pra-Olimpiade.

"Saya akan fokus di usia dini karena sudah cukup Allah memberikan pengalaman untuk saya sebagai pemain. Saya ingin berterima pada semua klub yang saya bisa bermain di sana," tutur suami dari Marita Yustika ini.

"Saya ingin berterima kasih karena merekalah saya bisa ke timnas dan saya bisa seperti sekarang ini."

 

2 dari 2 halaman

Lisensi C AFC

Firman Utina telah mengantongi lisensi kepelatihan level C AFC. Sejak setahun belakangan pula dia sibuk membina sekolah sepak bola (SSB) miliknya di Tangerang, Firman Utina, SSB FU15 Bina Sentra.

"Kenapa saya ingin fokus ke sini, karena usia dini adalah hal yang penting untuk sepak bola kita. Saya rasakan di tiap pertandingan masih banyak kekurangan dari pemain senior karena saat latihan di usia muda tidak diorganisasikan dengan baik," ucap Firman.

Berita Terkait