5 Striker yang Terpaksa Berganti Posisi

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2017, 21:13 WIB
Penyerang Real Madrid, Cristiano Ronaldo melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Malaga pada lanjutan La Liga Spanyol di stadion Santiago Bernabeu di Madrid, (25/11). Gol Ronaldo mengantarkan Madrid menang tipis 3-2. (AP Photo / Francisco Seco)

Jakarta Seorang pemain sayap yang ditransformasikan menjadi striker untuk memaksimalkan potensi sudah biasa. Namun, bagaimana jika dibalik, striker yang dipaksa bermain sebagai sayap?

Publik sepak bola dunia mungkin sudah awam melihat sayap yang jadi striker. Lihatlah Cristiano Ronaldo yang sebelumnya jadi winger, berubah menjadi pemain bernomor 9.

Advertisement

Namun, belakangan kekurangan pemain sayap yang tajam memaksa para pelatih menjajal formula baru. Mereka menaruh seorang striker untuk bermain lebih melebar dan menjadi sayap.

Hasilnya? Lumayan berhasil, meski catatan golnya menurun drastis. Lima pemain di bawah ini bisa jadi contoh. Mereka seorang striker yang terpaksa jadi pemain sayap, berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

2 dari 6 halaman

Mario Mandzukic

Pemain Juventus, Mario Mandzukic, merayakan gol yang dicetak Miralem Pjanic ke gawang Sporting Lisbon pada laga Liga Champions di Stadion Allianz, Turin, Rabu (18/10/2017). Juventus menang 2-1 atas Sporting. (AFP/Marco Bertorello)

Mandzukic merupaka striker yang memiliki kecenderungan mencetak gol penting. Fisik dan kemampuannya untuk membawa rekan satu tim ke dalam permainan membuatnya menjadi targetman sempurna untuk tim mana pun.

Kecuali buat Max Allegri. Di Juventus sekarang, Mandzukic harus bermain di sayap dan melindungi sisi kanan dari serangan. Kecenderungan Mandzukic untuk menekan para bek cukup berhasil.

Alasan lain adalah kehadiran Gonzalo Higuain dalam serangan. Untuk memaksimalkan Higuain, Allegri harus membuat Mandzukic jadi peran pengumpan ketimbang targetman.

3 dari 6 halaman

Edinson Cavani

Pemain Paris Saint-Germain, Edinson Cavani dan rekan setimnya, Neymar merayak gol gawang Celtic dalam lanjutan fase grup Liga Champions di Parc des Princes, Kamis (23/11). PSG meraih kemenangan telak dengan skor 7-1. (FRANCK FIFE / AFP)

Ingat kapan Edinson Cavani mengalami kesulitan mencetak gol? Nah, rasanya seperti lama sekali, terutama saat Zlatan Ibrahimovic berada di Paris-Saint Germain.

Zlatan adalah bintang dan pastinya akan jadi goal getter. Akibatnya, Cavani harus digeser ke sayap. Itu adalah keputusan yang agak aneh, tapi sangat bisa dimengerti.

Pada akhirnya, kinerja pemain asal Uruguay itu dan bukan lagi pecncetak gol. Namun, setelah kepergian Ibra, mantan bintang Palermo itu kembali dalam bentuk optimal.

Dia mencetak 49 gol dari 50 pertandingan musim lalu. Musim ini dia sudah kemas 21 gol dari hanya 18 pertandingan di semua kompetisi, tertinggi di antara semua pemain di 5 liga top Eropa.

4 dari 6 halaman

Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic (kanan) jatuh saat berebut bola dengan pemain Brighton, Shane Duffy pada lanjutan Premier League di Old Trafford, Manchester,(25/11/2017). Manchester United menang tipis 1-0. (Martin Rickett/PA via AP)

Siapa sangka kalau Ibra pernah bermain di sayap? Namun, Pep Guardiola melakukan itu dan mantan striker Juventus tersebut tidak terlalu senang dengankeputusan sang bos.

Dia bahkan menulis keseluruhan bab dalam bukunya tentang apa yang dikatakan kepada Guardiola. Ibra terang-terangan menyerang mantan bosnya itu.

Guardiola menimbulkan kemarahannya saat memilih Lionel Messi sebagai striker bernomor 9. Hal ini menyingkirkan Ibra ke sisi sayap, sesuatu yang tidak sesuai dengan pemain Manchester United saat ini.

5 dari 6 halaman

David Villa

Selebrasi David Villa yang mencetak dua gol untuk membantu Barcelona mempermalukan Real Madrid 5-0 pada duel El Clasico di Nou Camp pada 29 November 2010. AFP PHOTO/JAVIER SORIANO

Setelah kegagalan dan kepergian Zlatan Ibrahimovic dari Barcelona, Guardiola sadar butuh striker untuk membantu Messi di tengah. Dia akhirnya datangkan David Villa.

Bedanya Villa tak bicara banyak. Dia sukses menjadi pelayan bagi Messi di lini depan Barcelona. Pada musim pertamanya, dia bahkan sukses mecnetak 23 gol.

Villa jauh lebih terampil untuk bermain dari kiri. Hal itu juga dia lakukan dengan Spanyol bersama Fernando Torres dalam Piala Dunia 2010.

6 dari 6 halaman

Samuel Eto'o

2. Samuel Eto'o (Barcelona) – Tidak menjadi pilihan utama di Real Madrid membuat striker Kamerun ini tersingkir. Hijrah dari Los Blancos, karier pemain bernomor sembilan ini meningkat pesat dan meraih banyak gelar di Barcelona. (EPA/Daniel Dalzennar)

Bersama Inter, Eto'o menghabiskan sebagian besar waktunya di sayap. Mantan bintang Real Madrid itu diwajibkan untuk mengakomodasi naluri Diego Milito yang lebih predator.

Lihatlah, Eto'o meyakinkan Mourinho untuk terus memainkannya di sisi sayap kanan. Bahkan, dia pernah jadi pemain bek sayap dan istimewanya berhasil mewujudkannya dengan sempurna.

Inter meraih treble musim itu berkat aksinya. Hal tersebut tentu membuat Barcelona menyesal pernah menukarnya dengan Ibrahimovic. (Eka Setiawan)