5 Pemain Ini Belum Pantas Gabung Liverpool

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 28 Nov 2017, 08:45 WIB
Gelandang Liverpool, Philippe Coutinho, merayakan gol yang dicetak oleh Mohamed Salah ke gawang Chelsea pada laga Premier League di Stadion Anfield, Sabtu(25/11/2017). Kedua tim bermain imbang 1-1. (AP/Rui Vieira)

Jakarta - Liverpool belum cukup untuk menjadi klub yang cukup sukses di Inggris meski sudah memenangkan 18 kali gelar Liga Inggris dan 5 trofi Liga Champions. Namun, dalam beberapa dekade terakhir mereka justru terpuruk karena kelalaian di bursa transfer.

Faktanya, sampai musim ini, Liverpool tak bisa mengulang kejayaannya seperti pada era 80-an. Bahkan, mereka belum pernah juara liga Inggris sejak era Premier League.

Advertisement

Liverpool jelas butuh perubahan. Namun, beberapa kali, mereka justru salah dalam menentukan investasi pemain. Alhasil, kerinduan akan gelar liga tak kunjung terobati.

Lima pemain di bawah ini boleh dibilang tak pantas untuk perkuat Liverpool karena minimnya andil dalam pembangunan tim. Siapa saja mereka?

Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

2 dari 6 halaman

5. Jordan Henderson

Gelandang Liverpool, Jordan Henderson (AFP Photo/Paul Ellis)

Henderson dinilai tak punya dampak yang terasa untuk Liverpool. Digada-gadang sebagai suksesor Steven Gerrard, ekspektasi itu malah menguap begitu saja.

Permainannya di lini tengah sering lalai dan beberapa kali blunder. Musim ini, dia cuma memberi satu gol dan satu assists saja buat Liverpool dengan rataan hanya 0,9 kali intersep dan sekali sapuan bola per pertandingan

Sebenarnya hal itu sangat vital. Karena titik transisi permainan Liverpool ada padanya. Jika ingin menantang tim seperti Man United dan Man City untuk mendapatkan gelar juara, Liverpool membutuhkan seseorang seperti N'Golo Kante, Nemanja Matic atau Fernandinho.

3 dari 6 halaman

4. Lazar Markovic

Lazar Markovic (AFP).

Kedatangan Markovic sebenarnya mendatangkan banyak harapan. Direkrut saat berumur 20 tahun, Markovic dianggap sebagai pembelian investasi menarik.

Namun sial, dia tidak terbiasa bermain dalam berbagai posisi. Dia cuma bisa bermain sebagai winger, tanpa bisa fleksibel untuk mengikuti instruksi manajer.

Markovic justru perlahan menurun dan tak menunjukkan tanda-tanda seperti yang diharapkan. Liverpool akhirnya memutuskan untuk meminjamkannya ke beberapa klub, seperti Fenerbahce, hingga Hull City.

4 dari 6 halaman

3. Daniel Sturridge

Pemain Liverpool, Daniel Sturridge (AP/Rui Vieira)

Sturridge sebenarnya sempat membentuk trio SAS yang hampir membawa Liverpool juara. Namun sayangnya, kebugaran dia selalu jadi problem tiap musim.

Sturridge sangat produktif di musim 2013-14 saat mengumpulkan 21 gol liga. Kerja samanya dengan Suarez sangat mematikan. Tapi sejak kepergian Suarez, gol Sturridge per rasio tembakan terus memburuk dengan setiap musim.

Pada musim 2013-14, ia memiliki rasio yang mengesankan setiap 4.71 tembakan. Dalam musim 2015-16, memburuk menjadi 6 tembakan setiap gol. Musim lalu lebih mengerikan, dia mencetak sebuah gol setiap 13 tembakan, sesuatu capaian buruk untuk seorang striker di klub sebesar Liverpool.

5 dari 6 halaman

2. Simon Mignolet

Simon Mignolet (AFP/ Paul Ellis)

Debutnya sangat diingat fans Liverpool kala Mignolet menyelamatkan penalti Jonathan Walters. Penyelamatan itu membantu Liverpool memenangkan pertandingan pembuka pada musim 2013 -14.

Tapi setelah awal yang cerah, dia justru menghadapi awan gelap. Mantan kiper Sunderland itu beberapa kali salah dalam membaca permainan dalam situasi bola mati. Sebenarnya, Mignolet lumayan tinggi. Tapi dia jarang sekali berani keluar untuk memotong bola di udara.

Rekornya musim ini sangat buruk. Dia berada di peringkat 18 liga alias terbawah dalam hal penyelamatan. Bagi klub yang telah kebobolan 18 gol, yang terburuk diantara tujuh besar, itu jelas masalah buat Liverpool.

6 dari 6 halaman

1. Dejan Lovren

Dejan Lovren (AFP)

Cukup aneh dengan keputusan Liverpool yang memperpanjang kontrak Lovren selama empat musim ke depan. Sebab, dia dianggap sangat tak layak mengawal pertahanan tim sebesar The Reds.

Pertandingan melawan Tottenham jadi contoh, di mana Liverpool didominasi secara menyeluruh dan Lovren malah tak bisa fokus jaga pertahanan. Bayangkan, bagaimana bisa Tottenham yang punya tembakan ke gawang enam kali, empat di antaranya berbuah gol?

Statistiknya juga jadi pertanyaan. Bek 28 tahun itu cuma melakukan rata-rata 0,9 tekel, dan satu intersep dalam tiap laganya di Liga Inggris.

Eka Setiawan