Djarum Gelar Coaching Clinic untuk Atlet Pemula

oleh Windi Wicaksono diperbarui 01 Des 2017, 23:09 WIB
Komitmen Bakti Olahraga Djarum Foundation melestarikan olahraga bulutangkis Indonesia terus diperlihatkan dengan menggelar coaching clinic.

Jakarta Bakti Olahraga Djarum Foundation menggelar pelatihan bertajuk Djarum Coaching Clinic untuk atlet-atlet pemula dan pelatih di Tegal, Jawa Tengah. Kegiatan ini melibatkan sejumlah legenda dan pelatih PB Djarum, di antaranya Christian Hadinata, Lius Pongoh, Sigit Budiarto, Tri Kusharjanto, Rendra Wijaya, Meiliana Jauhari, dan Simbarsono.

Selain itu, Djarum Foundation juga mengajak Simon Santoso, mantan pebulutangkis kelahiran Kota Tegal.Acara yang berlangsung Jumat 24 November 2017, di GOR Wisanggeni, Kota Tegal, diikuti oleh sekitar 60 pelatih serta 250 atlet kelompok U-9 sampai U-14. Mereka berasal dari klub-klub yang tersebar di Tegal, Brebes, dan Slawi.

Advertisement

"Djarum Coaching Clinic di Tegal ini dimaksudkan agar terjadi transfer pengetahuan dan ketrampilan bermain bulutangkis dari para legenda dan pelatih PB Djarum dengan para pelatih klub dan atlet muda di Tegal dan sekitarnya. Ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan minat masyarakat Tegal terhadap bulutangkis," tutur Program Director Bakti Olahraga Yoppy Rosimin di sela-sela sesi pelatihan.

Kegiatan kepelatihan ini terbagi dalam tiga sesi. Yaitu pada pagi hari untuk pelatih, dan kemudian dilanjutkan pelatihan untuk pemain usia 9-11 tahun dan pemain usia 12-14 tahun. Khusus bagi pelatih juga diadakan materi di kelas dengan pengajaran teknik dasar dan melatih bulutangkis.

2 dari 3 halaman

Coaching Clinic

Audisi Bulutangkis Djarum Foundation (Achmad Yani Yustiawan/Liputan6.com)

"Dengan Djarum Coaching Clinic diharapkan dapat memotivasi para pebulutangkis muda di wilayah Tegal dan sekitarnya untuk menekuni karier dan meraih prestasi," tambah Yoppy.

Foto dok. Bola.com

Program Coaching Clinic ini rutin digelar Djarum Foundation. Sebelumnya, acara serupa pernah berlangsung di Bandung, Palembang, Makassar, Manado, Tasikmalaya, Purwokerto, Malang, Cirebon, Cilegon, Kudus, Magelang, Yogyakarta, Bogor, Solo, Banyuwangi, Bandar Lampung, dan Gorontalo.

Ikut terlibat dalam Djarum Coaching Clinic di Tegal, Simon Santoso mengaku gerah dengan minimnya bibit pebulutangkis potensial yang berasal dari kota kelahirannya ini. Dengan Djarum Coaching Clinic, ia berharap ada dampak positif terhadap peningkatan kualitas pelatih dan atlet muda di Tegal.

3 dari 3 halaman

Simon Cari Penerusnya di Tegal

Tunggal putra Indonesia Simon Santoso melaju ke semifinal Chinese Taipei Open Grand Prix 2015, Jumat (16/10/2015). (Liputan6.com/Humas PP PBSI)

"Saya melihat perkembangan bulutangkis di Tegal sekarang ini agak mandeg ya. Terus terang saya rindu ada regenerasi dan kemunculan bibit-bibit baru. Makanya saya sangat semangat berpartisipasi di Djarum Coaching Clinic ini. Mudah-mudahan segera ada lagi penerus saya di Tegal," tutur Simon.

Foto dok. Bola.com

Dalam coaching clinic, Simon langsung memberikan pengajaran kepada para pelatih-pelatih lokal. Menurutnya, perlu ada pemahaman yang benar mengenai teknik dasar bulutangkis dan juga pola pelatihan bagi anak-anak usia dini. Ia berharap ada peningkatan kualitas pelatih di Tegal yang kemudian berimbas pada peningkatan kualitas atlet-atlet muda di Tegal.

"Pelatihan ini penting sekali bagi para pelatih di Tegal. Mungkin ada yang pemahamannya masih salah, maka tadi saya coba terangkan menurut pengalaman dan ilmu saya. Semoga bisa memberikan manfaat," terang mantan Juara Indonesia Open Superseries 2012 ini.

Respons positif ditunjukan oleh para peserta yang merupakan pelatih-pelatih lokal di Tegal. Muhammad Saefuddin, pelatih dari PB Galaxy Tegal mengatakan ada pengalaman-pengalaman baru yang mereka dapatkan dari para legenda dan pelatih PB Djarum. Selama ini para pelatih lokal jarang sekali mendapatkan pengetahuan secara langsung dari para mantan atlet sekelas Christian Hadinata, Lius Pongoh, Sigit Budiarto, dan sebagainya.

"Banyak hal-hal baru yang kami dapatkan tadi dari para senior. Seperti misalnya bagaimana menangani anak-anak yang masih kecil dan juga teknik dasar yang benar," ujarnya.