Bola.com, Malang - Arema FC kembali ditinggal pemain lokal berpengalaman. Setelah Beny Wahyudi dan Arif Suyono, pada Kamis (7/12/2017), giliran Ahmad Bustomi yang memutuskan hengkang.
Dia sudah meminta surat keluar dari manajemen. Padahal, statusnya masuk daftar pemain yang dipertahankan untuk kompetisi musim depan.
Baca Juga
Namun, pemain yang akrab disapa Cimot ini punya pertimbangan lain karena dia sudah berpamitan dengan tim saat latihan di Lapangan Dirgantara, Malang, Rabu (6/12/2017). Bahkan CEO non-aktif Arema, Iwan Budianto, menyempatkan diri untuk hadir bertemu dengannya di tribune penonton.
Keputusan sudah dibuat Cimot, kini dia akan memulai petualangan barunya pada musim depan. Berikut petikan wawancaranya dengan Bola.com.
Apa alasan Anda akhirnya hengkang dari Arema?
Saya tidak bisa mengutarakannya Karena itu bukan konsumsi publik. Yang jelas ini keputusan yang saya buat sendiri. Manajemen, pelatih bahkan Pak Iwan Budianto ingin saya tetap di Arema. Kemarin beliau datang ke lapangan dalam kondisi hujan deras. Sudah saya sampaikan alasan keluarnya dan diterima meski dengan berat hati.
Keinginan dan Pelabuhan Baru
Sejak kapan Anda punya rencana pindah dari Arema?
Sebenarnya bukan rencana. Tapi, firasat saya sudah terasa sejak pertandingan terakhir Liga 1 di Stadion Kanjuruhan melawan Semen Padang.
Waktu itu dalam hati saya bertanya sendiri apakah ini pertandingan terakhir saya sebagai pemain Arema di Stadion Kanjuruhan. Karena itu waktu masuk lapangan saya ajak kedua anak saya ikut ke lapangan.
Padahal, musim ini mereka tidak pernah saya ajak ke lapangan. Kebetulan Arif Suyono juga membawa kedua anaknya. Setelah pertandingan, ada lagu berjudul Tegar yang diputar. Saya tak kuat menahan tangis waktu itu.
Ke mana Anda akan berlabuh pada musim depan? Beredar kabar jika akan kembali lagi ke Mitra Kukar
Untuk sementara ini saya melanjutkan tugas mengasuh anak dulu karena mereka ujian sekolah. Tapi, tidak lama lagi juga semua tahu saya akan ke mana.
Nomor punggung 19 sudah jadi angka keramat bagi Anda. Akan diwariskan ke siapa di tim Arema?
Ahmet Atayev karena dia suka dengan nomor itu. Di Turkmenistan, Atayev sepertinya selalu pakai nomor punggung 19.
Apakah suatu saat nanti Anda akan kembali lagi ke Arema?
Selalu ada keinginan untuk kembali ke Arema. Suatu saat saya akan kembali. Tapi, sebagai pelatih dan membawa Arema juara.
Momen bersama Arema
Apa momen terindah selama memperkuat Arema?
Satu di antaranya adalah juara ISL 2010. Tapi, masih banyak kenangan manis maupun sedih di Arema. Terlepas dari itu, yang saya harapkan ada pemain muda Malang yang bisa meneruskan seniornya. Sebenarnya ini juga tugas pemain senior untuk membina pemain muda yang ada di Arema.
Anda pernah jadi pemain muda di Persema dan Arema. Apa hal yang bisa ditularkan kepada pemain muda sekarang?
Dulu di Persema saya banyak dapat ilmu dari mas Bima Sakti. Waktu tes lari dia jadi satu di antara yang staminanya paling bagus. Terkadang dia berlari di depan kami. Sebagai pemain muda tentu saya malu karena pemain muda harusnya punya tenaga lebih besar.
Jadi, pemain muda sekarang harus sering menambah latihan sendiri karena itu suatu kebutuhan bagi dia sendiri untuk masa depannya. Harus terlecut semangatnya untuk bisa bersaing juga.
Jika belum mendapatkan kesempatan bermain, harus koreksi apa yang kurang darinya. Jangan menyalahkan pelatih atau orang lain.
Sekarang Anda sudah memiliki lisensi kepelatihan C AFC, ada target kapan mulai melatih?
Saya masih ingin bermain dulu. Kemarin ikut kursus kepelatihan karena dorongan dari coach Aji Santoso dan coach Joko Susilo. Tapi, dari kursus kepelatihan itu saya sadar jadi pelatih tidak mudah. Banyak hal yang harus dilakukan.
Untuk saat ini saya hanya bisa ambil beberapa manfaatnya untuk memperbaiki permainan saya. Lisensi itu juga jadi bekal jika suatu saat saya pensiun sudah punya pegangan untuk melatih.