Bola.com, Funchal - Di Madeira, Cristiano Ronaldo adalah legenda. Di kepulauan berpenduduk 267 ribu jiwa itulah bintang Real Madrid tersebut lahir dan berkembang menjadi satu di antara pesepak bola terbaik di dunia.
Baca Juga
Madeira merupakan bagian dari archipelago Portugal yang berada sekitar 900-an kilometer dari Lisbon. Di kalangan turis asing, kepulauan di Samudera Atlantik itu dikenal memiliki temperatur hangat sepanjang tahun.
Kepulauan Madeira bukanlah satu-satunya wilayah Eropa yang memiliki kontur alam indah serta cuaca yang bikin hati kian merekah, khususnya pada musim dingin seperti saat ini. Ada juga kepulauan Canaria di bagian teritorial Spanyol yang merupakan kampung halaman gelandang Manchester City, David Silva. (baca: Liputan dari Kampung David Silva).
Posisi Kepulauan Madeira mirip dengan kepulauan Canari karena kedua wilayah tersebut lebih dekat ke wilayah Afrika Utara daripada daratan Eropa. Jarak tempuh Madeira – Lisbon (ibukota Portugal) sekitar 967 kilometer, sementara jarak Madeira – Agadir (salah satu kota di Maroko) hanya 737 kilometer.
Pada musim semi 2016, rasa penasaran akan keindahan serta kehangatan Kepulauan Canaria pernah membuat saya memutuskan melangkahkan kedua kaki ke sana. Kini, situasinya hampir sama. Namun, bukan lagi di Canaria, melainkan Madeira yang menjadi kampung halaman Cristiano Ronaldo.
Apalagi, kapten tim nasional Portugal itu baru saja meraih trofi Ballon d'Or kelimanya pada 7 Desember lalu. Berbagai rekor serta prestasi gemilang telah ia torehkan bersama Real Madrid sepanjang 2017. Jadi, bagaimana bisa saya melewatkan kesempatan luar biasa berkunjung ke tanah kelahirannya?
3.380 kilometer
Untuk mengunjungi Madeira dari kota Wina, Austria tidak mudah. Jadwal penerbangan langsung dari ibukota Austria tidak banyak. Mayoritas penerbangan mewajibkan penumpang untuk transit dahulu ke negara seperti Jerman, Spanyol, Portugal, atau Belanda. Andaikan ada penerbangan langsung, biayanya pun pasti mahal.
Saya pun mencoba peruntungan dengan mencari jadwal penerbangan dari negara tetangga, seperti Jerman. Di Munchen, maskapai Condor menawarkan biaya penerbangan langsung ke Madeira yang tergolong sangat ekonomis, yakni 90 euro atau sekitar Rp 1,3 juta untuk sekali jalan.
Padahal, harga normal perjalanan ke negara peraih Piala Dunia 2014 itu biasanya mencapai 175 euro hingga 250 euro. Saya mendapatkan harga promo tersebut jauh-jauh hari, atau sekitar empat bulan sebelum keberangkatan.
Pada Rabu (6/12/2017) malam waktu setempat, saya pun memulai perjalanan menuju Madeira dari Wina dengan menggunakan kereta Railjet Express dari stasiun Hauptbahnhof dan tiba di stasiun kereta utama Munchen pada 23.00.
Perjalanan kemudian dilanjutkan keesokkan harinya. Dari penginapan di sekitar stasiun kereta Munchen, saya bertolak menuju bandara Munchen dengan menggunakan kereta cepat S8. Tepat pukul 08.15, maskapai Condor yang saya tumpangi lepas landas dari bandara Munich menuju Madeira.
Perjalanan memakan waktu sekitar 4,5 jam dengan jarak 2.945 kilometer. Jika ditambahkan dengan perjalanan dari Wina menuju Munchen (435 kilometer), total perjalanan menuju kota kelahiran CR7 mencapai 3.380 kilometer! Hampir sama dengan jarak Wina – Amman (Jordania) atau Jakarta – Sorong.
Akan tetapi, rasa lelah menempuh perjalanan udara ribuan kilometer tersebut hilang seketika saat maskapai Condor mendarat mulus di landasan Aeroporto Da Madeira (Airport Madeira). Suhu udara yang begitu bersahabat, 20 derajat celcius, semakin menambah kekaguman saya terhadap keelokkan Madeira.
Maklum, 4,5 jam sebelumnya, saya harus bergelut dengan dinginnya suhu udara di Jerman dan Austria yang begitu menusuk kulit lantaran menembus hingga minus 1 derajat celcius. Bagi warga Indonesia, suhu 18 hingga 20 derajat celcius, mungkin masih tergolong dingin.
Akan tetapi, bagi warga di daratan Eropa, khususnya wilayah utara, timur dan tengah, suhu udara di Madeira bak obat mujarab yang menyembuhkan rasa kangen terhadap kehangatan sinar matahari musim semi dan panas.
Saat keluar dari pintu kedatangan bandara Madeira, patung Cristiano Ronaldo dengan senyuman anehnya menyambut ratusan wisatawan. Tidak sedikit, wisatawan yang menyempatkan waktu untuk melakukan selfie bersama patung CR7 yang dibuat seniman Emanuel Santos diresmikan 29 Maret 2017.
Pada tahun yang sama, bandara Madeira berganti nama menjadi Aeroporto Da Madeira – Cristiano Ronaldo. Perubahan ini semakin menahbiskan sang megabintang sebagai ikon Madeira. Kini, saya mewujudkan impian melangkahkan kaki di sana, meski pertama kali mendapat "sambutan" dari senyuman aneh patung Ronaldo.
Nah, mau tahu seperti apa kelanjutan cerita menarik di Madeira? Ikuti terus perkembangannya melalui tautan ini: Bola.com ke Madeira.