Bola.com, Dubai - Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, akhirnya berpisah setelah empat tahun berpasangan. Pelatih kepala ganda campuran PBSI, Richard Mainaky, menyatakan ada tiga alasan hingga memutuskan memisahkan pasangan Praveen/Debby.
Baca Juga
Pada turnamen terakhir sebagai pasangan, Praveen/Debby juga gagal tampil maksimal. Tampil di BWF Super Series Finals 2017, mereka selalu kalah dalam tiga partai penyisihan grup dan berakhir sebagai juru kunci.
Mulai tahun depan, Praveen akan berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti, sedangkan Debby akan berduet dengan Ricky Karanda Suwardi.
“Alasan pertama, memang untuk refreshing. Kedua, untuk mengantisipasi pasangan kedua di Asian Games 2018. Saya lihat hasil Praveen/Debby belum konsisten. Ketiga, sebagai shock therapy untuk Praveen supaya tidak merasa di posisi yang aman. Fokus dan konsentrasinya selalu naik turun,” kata Richard, seperti dilansir situs PBSI.
Dari sekian banyak pemain putra di tim ganda campuran, Richard justru melirik Ricky Karanda Suwardi yang merupakan pemain ganda putra. Meskipun fokus di nomor ganda putra, Ricky punya dasar bermain ganda campuran. Dia sudah beberapa kali juga bertanding di nomor ganda campuran pada beberapa kejuaraan dalam negeri.
“Yang jelas Debby sudah matang dan berpengalaman, ya harus didampingi pemain yang sudah punya pengalaman dan berkualitas. Lain cerita kalau untuk jangka panjang bisa sama pemain muda, tetapi untuk Asian Games waktunya relatif pendek dan kebutuhannya mendesak,” jelas Richard.
“Ada tiga pasangan yang akan saya beri kesempatan di Asian Games 2018 selain Tontowi/Liliyana, mereka adalah Praveen/Melati (Daeva Oktavianti), Ricky/Debby dan Hafiz (Faisal)/Gloria (Emanuelle Widjaja). Namun tidak tertutup kemungkinan juga pemain lain jika bisa meraih hasil yang lebih baik,” imbuh Richard, setelah memisahkan Praveen Jordan/Debby Susanto.
Perjalanan Praveen / Debby
Praveen Jordan/Debby Susanto awalnya diharapkan menjadi pelapis Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang hingga kini masih menjadi ganda campuran nomor satu Indonesia. Pada turnamen-turnamen besar, Praveen/Debby berhasil mengamankan satu tiket saat di Olimpiade Rio 2016, sebelum dikalahkan Tontowi/Liliyana.
Praveen/Debby juga diharapkan menjadi ganda campuran kedua di Asian Games 2018, sebuah event olahraga terbesar di Asia yang bakal dihelat di Jakarta dan Palembang.
Mengawali duet pada 2014, Praveen/Debby cukup menjanjikan dengan berhasil merebut medali perunggu Asian Games 2014. Kala itu, dua dari tiga posisi di podium ganda campuran ditempati oleh wakil Indonesia, di mana Tontowi/Liliyana mendapat medali perak.
Praveen/Debby juga mencatatkan diri sebagai salah satu pebulutangkis yang menjadi kampiun di ajang bergengsi All England 2016.
Namun seiring berjalannya waktu, prestasi Praveen/Debby terus menurun. Bahkan tak jarang mereka ditaklukkan lawan yang di atas kertas tidak diunggulkan. Kondisi ini tentunya cukup mengkhawatirkan dan menimbulkan keraguan jelang Asian Games 2018.
Demi target jangka pendek tersebut, Richard Mainaky akhirnya memisahkan Praveen/Debby. Alhasil, BWF Super Series Finals 2017 menjadi turnamen terakhir bagi mereka. Sayangnya, Praveen/Debby malah menjadi juru kunci pada turnamen bergengsi tersebut.