Jakarta PT Pertamina (Persero) menggelar fun run di Pantai Festival, Ancol, Jakarta, Sabtu (16/12/2017). Kegiatan digelar dalam rangka merayakan HUT ke-60,
Hajat yang kali keempat ini bertemakan Lari Lestarikan Bumi.
Baca Juga
Pertamina Eco Run sendiri sudah dihelat sejak 2014. Kali ini, sebanyak 6.700 peserta ikut meramaikan hajat yang dimulai sekitar pukul 15:00 WIB itu. Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito pun mengaku terkejut dengan antusias peserta. "Jumlah peserta melampaui target dari proyeksi 6.000 peserta," ujar Adiatma.
Pertamina Eco Run 2017 terdapat dua kategori, yakni untuk jarak 5 km dan 10 km. Untuk jarak 10 km itu sendiri terbagi ke dalam tiga level, yakni pelajar, umum, dan master. Para peserta pun akan mendapat tantangan pada titik-titik tertentu di sepanjang rute.
Di area venue, para peserta juga mendapat hiburan berupa musik, glowing dance party, dan pesta kembang api. Juga disediakan doorprize bagi para peserta yang beruntung bernilai puluhan juta rupiah.
Tak hanya soal olahraga, Pertamina Eco Run 2017 juga memiliki misi spesial. Mereka ingin mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan lewat berlari dan melestarikan keanekaragaman.
Donasi Pertamina
Karenanya, pada akhir acara, perwakilan pemenang akan secara simbolis menyerahkan donasi kepada organisasi yang fokus pada pelestarian Owa Jawa dan Tuntong Laut di Indonesia, yakni Yayasan Satu Cita Lestari dan Yayasan Owa. Masing-masing akan menerima donasi senilai Rp 451 juta yang didapat dari pendaftaran peserta.
"Melalui donasi peserta ini, Pertamina mendorong partisipasi masyarakat, khususnya para runners, untuk peduli pada pelestarian hewan khas Indonesia yang sudah hampir punah. Dengan bersama, primata dapat dijaga dan dilestarikan keberadaannya," kata Adiatma.
Dalam kesempatan yang sama, Pertamina juga menyalurkan bantuan Rp 24 miliar untuk kemajuan dunia pendidikan dan pendorong ekonomi kegiatan bagi masyarakat. Rp 6 miliar di antaranya ditujukan untuk pembangunan taman baca Pertamina di 60 titik daerah tertinggal dan kawasan Indonesia Timur.
"Taman bacaan ini sengaja kami fokusnya mengingat jauhnya wilayah tersebut dari pusat kota. Jadi, anak-anak di wilayah tersebut bisa memperkaya pengetauan dan informasi," ujar Adiatma.