Yamaha Melempem, Ini Kata Rossi

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 30 Des 2017, 18:28 WIB
Helm baru Rossi di Sepang (Foto: IG Valentino Rossi)

Jakarta Valentino Rossi menanggapi isu yang menyebut Yamaha Movistar melempem di MotoGP 2017 usai ditinggalkan Jorge Lorenzo. Pembalap asal Spanyol itu hengkang ke Ducati.

Rossi dan rekan setimnya, Maverick Vinales kesulitan menunggangi Yamaha YZR-M1 pada paruh musim MotoGP 2017. Hasilnya jumlah poin Yamaha hanya 321, kalah dari Honda yang keluar sebagai juara konstruktor dengan 357 poin.

Advertisement

Ini juga menjadi pertama kalinya dalam 10 tahun, bahwa pembalap pabrikan Yamaha tidak masuk dua besar dalam hal perolehan poin. Rossi berada di peringkat kelima, sedangkan Vinales di urutan ketiga.

"Saya sempat memikirkan hal ini (keterpurukan Yamaha usai Lorenzo hengkang). Namun, saya pikir kalau hal itu hanya kebetulan saja," ucap Rossi, dikutip dari Motor Sport.

"Tahun lalu (saat tes di Valencia), Lorenzo pindah (ke Ducati) pada Minggu dan saya naik motor baru pada Selasa. Dan saya mengatakan kepadanya, bahwa saya tidak menganggap motor Yamaha untuk saya, tapi Vinales sangat cepat," kata Rossi melanjutkan.

2 dari 3 halaman

Penyebab Yamaha Terpuruk

Foto dok. Bola.com

Lebih lanjut, pembalap asal Italia itu melanjutkan, Yamaha terpuruk karena ada masalah yang sulit diatasi. Yamaha sempat bermasalah dengan ban Michelin yang menjadi penyebab buruknya performa motor.

"Menurut saya, kesalahan awalnya adalah motor ini dibuat untuk memecahkan masalah yang tidak bisa diatasi," ucap mantan pembalap Honda dan Ducati tersebut.

3 dari 3 halaman

Masa Depan Rossi

Foto dok. Bola.com

Rossi sendiri belum memutuskan untuk memperpanjang kontraknya dengan Yamaha. Masa bakti pria berusia 38 tahun itu berakhir usai MotoGP 2018.

Namun, pengamat MotoGP, Carlos Pernat meyakini Rossi sudah memperpanjang kontraknya hingga 2019. Yamaha sudah benar melakukan hal itu karena dia (Rossi) selalu termasuk pembalap terdepan. Valentino juga benar-benar takut pensiun dan hanya akan melakukannya ketika dia benar-benar tak bisa lanjut lagi," kata Pernat.