Jakarta - Status Andy Murray di Brisbane Terbuka mulai terjawab. Petenis berambut keriting itu mengindikasikan bakal ambil bagian setelah tiba di Bandara Internasional Brisbane, Sabtu (30/12/2017).
Kehadiran Murray di Negeri Kanguru sedikit mendinginkan spekulasi soal dia bersiap tampil di turnamen pemanasan jelang Grand Slam Australia Terbuka 2018. Petenis asal Skotalandia itu tampaknya ingin mendongrak peringkat di ATP setelah mengalami kemerosotan yang tajam dengan berada di urutan 16.
Baca Juga
Itu adalah peringkat terburuk Andy Murray sejak tahun 2008. Namun Murray punya alasan mengapa dirinya mengalami penurunan yang tajam, salah satunya adalah dia menderita masalah pinggul.
"Saya ingin menikmati bermain lagi. Saya benar-benar melewatkannya enam bulan terakhir ini. Saya hanya ingin bisa bermain tenis. Saya tidak keberatan jika nomor 30 di tingkat dunia. Saya akan senang untuk menjadi No 1 di tingkat dunia, tapi saya hanya ingin bermain. Bila itu dirasakan oleh Anda, Anda menyadari betapa pentingnya hal itu," kata Murray seperti dikutip dari DailyMail, Senin (1/1/2018).
Brisbane Terbuka akan menjadi langkah penting untuk melihat kembalinya Andy Murray dari cedera pinggul yang sudah berlangsung lama. Pasalnya, dia tidak bermain sejak pertengahan tahun lalu.
Optimistis
Meskipun ada kekhawatiran seputar pinggul Murray, namun unggulan kedua di Brisbane mengungkapkan keyakinannya tentang kemampuannya untuk tampil bagus melawan pemenang pertandingan putaran pertama yang mempertemukan Ryan Harrison dan Leonardo Mayer.
"Kecuali terjadi beberapa hari berikutnya yang tidak beres, saya tidak melihat diri saya tidak bermain karena pinggul saya sekarang. Apa yang saya rasakan adalah saya harus bermain untuk melihat dengan tepat di mana itu. Jenis berlatih dan hal-hal untuk melakukan segala sesuatu di gym sangat bagus, tapi bermain cocok adalah apa yang saya butuhkan," kata Murray.
Pecat Pelatih
Sementara itu, Keterpurukan petenis Andy Murray, pada tahun 2017 memakan korban. Murray memutuskan untuk tak lagi memakai jasa Ivan Lendl sebagai pelatih. Menurut Murray, keputusan itu diambil atas kesepakatan kedua belah pihak.
Lendl melatih Murray pada dua periode, 2011 hingga 2014 dan 2016 hingga 2017. Kerja sama antara keduanya sukses menghasilkan tiga gelar Grand Slam, dua medali emas Olimpiade, dan peringkat satu dunia.
Keputusan berpisah dengan Lendl ditengarai karena Murray gagal merengkuh gelar sepanjang 2017. Posisi Murray bahkan melorot hingga ke peringkat 16 dunia.
Melalui situs resminya, Murray mengucapkan terima kasih atas bantuan Lendl. Kini, petenis berusia 30 tahun itu ingin memulihkan diri untuk menghadapi Australia Terbuka 2018.
"Saya berterima kasih kepada Lendl atas segala bantuan dan bimbingannya selama bertahun-tahun. Kami meraih berbagai kesuksesan sebagai suatu tim," tulis Murray pada situs resminya, Minggu (19/11/2017).
(David Permana)