Bola.com, Turin - Rekor transfer Virgil Van Dijk di Januari 2018 membuat heboh dunia sepak bola. Liverpool menjadikan Van Dijk sebagai bek termahal di dunia, usai merekrutnya dari Southampton seharga 75 juta poundsterling atau setara Rp 1,3 triliun.
Dengan transfer Van Dijk ini, praktis deretan bek termahal di dunia seluruhnya bermain di Liga Inggris. Manchester City mendominasi dengan Benjamin Mendy (52 juta pound dari AS Monaco), John Stones (47,5 juta pound dari Everton), dan Kyle Walker (50 juta pound dari Tottenham Hotspurs), Nicolas Otamedi (31,5 juta pound), dan Eliaquim Mangala (32 juta pound).
Baca Juga
Daftar ini akan bertambah panjang jika dimasukkan bek-bek milik klub lainnya seperti Eric Bally (MU, 30 juta pound), Victor Lindelof (MU, 31 juta pound), dan Shkodran Mustafi (Arsenal, 35 juta pound).
Berbicara mengenai bek, tak lengkap rasanya jika tidak menyinggung Liga Serie A Italia. Sejak dulu, salah satu liga terbaik di Eropa itu sudah identik dengan bek-bek tangguh, baik yang merupakan produk lokal Italia maupun yang berasal dari luar negeri.
Hanya bedanya, bek-bek di Serie A belum pernah semahal bek-bek di Liga Inggris yang disebutkan di atas. Jika ditilik dari nilai transfernya, belum pernah ada yang harganya sekadar mencapai 50 juta pound, termasuk yang masih aktif bermain saat ini.
Lantas, berapa harga tertinggi bek di Serie A, dan siapa saja sosoknya? Berikut empat bek termahal yang ada di Liga Italia saat ini.
Saksikan juga video pilihan di bawah ini:
1. Leonardo Bonucci (37,8 juta pound)
Leonardo Bonucci menjadi bek termahal di Serie A saat meninggalkan Juventus untuk bergabung dengan AC Milan musim panas lalu. Ia pindah dengan nilai transfer 42 juta euro atau 37,8 juta poundsterling (sekitar Rp 720 miliar). Harga tersebut juga menjadikannya pemain termahal Liga Italia. Harganya mengalahkan harga Federico Bernardeschi (40 juta euro) dan Andre Silva (38 juta euro).
Setelah dibeli dengan harga mahal, Bonucci lantas diperlakukan spesial oleh AC Milan. Bek 30 tahun itu diberi kepercayaan mengemban ban kapten, yang tadinya melingkar di lengan Riccardo Montolivo. Pemberian ban ini praktis memberinya jaminan tempat reguler dalam starting line-up I Rossoneri.
Namun apa yang sudah diberikan Bonucci untuk AC Milan?
Sejauh ini masih jauh dari harapan. Pertahanan juara Serie A 18 kali itu masih juga gampang ditembus. Terlepas dari kacaunya strategi yang diterapkan pelatih, ia tak mampu memimpin rekan-rekannya untuk bermain kompak. Ia tak mampu mengatasi situasi psikologis timnya yang sedang kacau. Pengalaman suksesnya selama tujuh tahun bersama Juventus seakan tak berarti apa-apa.
Maka tak heran, bila Bonucci jadi sasaran tembak para fans tiap kali AC Milan meraih hasil negatif. Ia dituding bukan bek tangguh, dan kesuksesannya di Juventus dianggap lebih karena ditopang rekan-rekannya yang lain.
2. Milan Skriniar (20,7 juta pound)
Harga seorang pemain belakang idealnya memang tidak akan terlalu mahal. Demikian sejak dulu sepakbola bergulir. Dan bek tangguh Inter Milan, Milan Skriniar pun hanya berbanderol 20,7 juta pound (sekitar Rp 399 miliar) saat direkrut dari Sampdoria musim panas lalu.
Meski jauh lebih murah dibanding bek-bek di Liga Inggris, ketangguhan Skriniar tak lantas dapat diremehkan. Terbukti, bek Timnas Slovakia itu langsung jadi andalan pelatih Luciano Spalletti di lini belakang sejak awal musim. Ia selalu tampil penuh selama 90 menit dan ia satu-satunya pemain Inter Milan yang belum pernah tergantikan sekalipun dalam starting XI.
Memiliki Skriniar benar-benar keuntungan bagi Inter Milan. Selain masih muda, tangguh, fisiknya juga selalu prima. Bek 22 tahun itu juga jarang melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tak berguna dan sejauh ini ia baru menerima dua kartu kuning.
Tak cuma itu, ia juga cukup piawai memanfaatkan kesempatan mencetak gol. Sejauh ini ia sudah mencetak tiga gol.
Belakangan karena penampilan apiknya bersama Inter Milan, Skriniar mulai dilirik klub-klub besar. Salah satunya Barcelona. Raksasa Spanyol itu ingin membajaknya untuk menggantikan Javier Mascherano yang akan segera pensiun.
3. Nikola Maksimovic (22,5 juta pound)
Harga Nikola Maksimovic cukup mahal ketika dipermanenkan Napoli dari Torino musim panas lalu, yakni 18 juta poundsterling. Jumlah itu belum termasuk biaya peminjamannya di musim panas tahun sebelumnya (4,5 juta pound). Artinya jika dijumlahkan, Napoli total mengeluarkan uang mencapai 22,5 juta pound untuk bek Serbia itu.
Namun Napoli tak merasakan jasa Maksimovic secara signifikan sejak kedatangannya. Bukan karena cedera, melainkan karena bek 26 tahun itu kalah bersaing dengan Kalidou Koulibaly dan Raul Albiol, yang direkrut oleh Napoli dengan harga yang lebih murah.
Musim pun, Maksimovic cuma tampil 12 kali di semua kompetisi. Sedangkan dalam paruh pertama musim ini, ia baru diturunkan tiga kali. Catatan ini jauh lebih buruk dibanding ketika ia masih membela Torino (2014-2016). Di mana saat itu, ia tampil dalam 76 pertandingan dalam dua musim.
4. Medhi Benatia (18 juta pound)
Dibanding bek-bek tangguh lainnya yang ada di Serie A saat ini, harga Benatia tergolong lebih tinggi. Setelah meminjamnya satu musim, Juventus mempermanenkannya dari Bayern Muenchen dengan harga total 18 juta pound, 1 Juli 2017 lalu. Jumlah itu sudah termasuk biaya peminjamannya di tahun 2016 senilai 2,7 juta pound.
Namun, Juventus tak sia-sia membeli Benatia. Kapten Timnas Maroko ini sekarang menjadi bek andalan Juventus, menggantikan peran Leonardo Bonucci. Andilnya yang paling mencolok musim ini adalah ketika mengalahkan AS Roma 1-0 di Stadion Allianz dua pekan lalu. Ia menjadi pahlawan kemenangan I Bianconeri lewat gol tunggalnya.
Perlu diketahui, semua itu tidak instan dicapai Benatia. Sekalipun Bonucci hengkang ke AC Milan, ia tak lantas mengisi pos yang kosong itu. Di awal musim, pelatihnya, Massimiliano Allegri lebih mengandalkan Andrea Barzagli untuk mendampingi Giorgio Chiellini di sektor tengah, dan Mattia De Sciglio di sisi kanan. Tapi kini, dalam delapan laga terakhir, secara berturut-turut Benatia tampil sebagai starter. Ia ditempatkan di tengah bersama Chiellini, sedangkan Barzagli digeser ke kanan. Hasilnya pun sangat baik bagi si Nyonya Tua. Mereka baru kebobolan satu gol, yakni ketika mengalahkan Hellas Verona 3-1 di Stadion Bentegodi.
“Saya melakukannya dengan baik karena saya butuh kontinuitas. Tahun lalu saya tidak melakukannya karena saya tidak layak dan ada pemain yang lebih kuat dari saya. Tapi saya bukan Bonucci baru,” ujar Benatia, seperti dikutip Gazetta dello Sport. (Abul Muamar)