MotoGP: Gaya Balap Dovi Selaras dengan Ducati

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 04 Jan 2018, 13:23 WIB
Direktur Ducati, Paolo Ciabatti, menilai penampilan buruk Andrea Dovizioso di Argentina, Brno, dan Phillip Island, jadi faktor utama penyebab dirinya gagal meraih gelar MotoGP 2017. (dok. MotoGP)

Jakarta Pembalap Andrea Dovizioso sukses mengharumkan nama Ducati pada MotoGP 2018. Dovi menjadi pembalap yang nyaris mempersembahkan gelar juara dunia untuk Ducati.

Tentu tak akan ada yang menyangka Dovi bakal memaksa pembalap top seperti Marc Marquez bertarung hingga seri terakhir MotoGP 2017 dalam perebutan gelar. Itu karena Dovi tak pernah terlibat persaingan gelar.

Advertisement

Sejak debut di MotoGP, satu-satunya prestasi yang bisa dibanggakan adalah  finis di urutan ketiga klasemen musim 2011 bersama Honda. Selain itu, Ducati juga sudah lama tak eksis dalam pertarungan dengan tim pabrikan papan atas seperti Honda dan Yamaha.

Terakhir kali Ducati tampil memukau adalah saat bersama Casey Stoner. Karenanya, banyak yang terkejut karena pembalap Italia itu tampil begitu mengesankan. Namun, hal itu tak berlaku untuk Hector Barbera, pembalap Reale Avintia di MotoGP 2017.

"Ducati sangat cocok untuk Dovi. Ia memiliki gaya balap yang selaras untuk itu. Ia mengerem dengan cara yang tepat. Saya memiliki perasaan bagus dengan ban depan dan mengerem di tikungan. Tapi ketika saya membuka gas, saya kehilangan ban depan," ujar Barbera, dilansir Speedweek.

 

2 dari 3 halaman

Momen Buruk Barbera

Hector Barbera (dok. Crash.net)

Tak seperti Dovi, Barbera justru menjalani musim yang begitu mengecewakan pada 2017. Meski mendapatkan motor yang sama dengan Dovi, ia hanya bisa mengakhiri musim dengan duduk di urutan ke-22 klasemen.

Itu karena ia hanya meraih 28 poin dari 18 balapan. Catatan terbaiknya adalah finis urutan kesembilan MotoGP Catalunya. Musim 2018, ia pun terpaksa turun kasta untuk kembali bersaing di kelas Moto2 bersama Pons HP40.

"Pada 2016, saya sering finis di 10 besar. Saya pun mengamankan urutan keempat di Malaysia dan tiga kali di enam besar. Pada 2017 saya tak bisa melakukannya. Saya memiliki kontrak untuk 2018, tapi dengan motor yang sama. Untuk menjadi cepat, Anda harus bersenang-senang. Di kelas menengah, saya bisa berjuang untuk mendapatkan podium setiap akhir pekan," tegas Barbera.

 

3 dari 3 halaman

Statistik Dovi di Semua Kelas

125cc: 49 balapan, 5 menang, 15 podium, 9 pole, 3 fastest lap, 492 poin

250cc: 49 balapan, 4 menang, 26 podium, 4 pole, 8 fastest lap, 721 poin

MotoGP: 174 balapan, 8 menang, 41 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 1854 poin