Bola.com, Jakarta - Ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, selektif memilih turnamen sepanjang 2017. Meski demikian, Tontowi/Liliyana berhasil meraup tiga gelar bergengsi.
Pencapaian pasangan yang akrab disapa Owi/Butet tersebut dimulai dengan menjuarai Indonesia Open Super Series Premier 2017. Ganda campuran senior tersebut juga berhasil menggondol titel Kejuaraan Dunia dan Prancis Terbuka Super Series.
Baca Juga
Di antara tiga titel tersebut, mana yang paling berkesan bagi Tontowi/Liliyana?
“Gelar di Indonesia Open paling berkesan buat kami di tahun lalu, karena kami penasaran sekali ingin jadi juara di rumah sendiri. Waktu itu kami berpikir kok belum bisa juara di Indonesia? Padahal pada event-event penting seperti kejuaraan dunia dan emas olimpiade sudah bisa kami dapatkan,” kata Liliyana, seperti dilansir situs PBSI, Jumat (5/1/2018).
“Yang kedua baru gelar juara dunia tahun 2017. Tidak menyangka bisa jadi juara dunia lagi. Sebelumnya saya sudah pernah jadi juara dunia tiga kali dan pada 2017 saya bisa juara lagi,” beber Liliyana yang juga menjadi juara dunia bersama Tontowi pada 2013. Sebelumnya, gelar juara dunia diraih Liliyana pada 2005 dan 2007 saat berpasangan dengan Nova Widianto.
Senada dengan pasangannya, Tontowi juga mengatakan gelar Indonesia Open paling membekas di hatinya.
“Rasanya luar biasa, bisa juara di depan publik sendiri dan akhirnya menang setelah beberapa kali mencoba. Kami pun mematahkan anggapan orang yang meragukan kalau kami bisa juara di kandang sendiri,” ujar Tontowi.
“Apalagi lihat lawan-lawan kami di Indonesia Open memang banyak pemain-pemain muda yang sedang naik penampilannya,” ujar Tontowi.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir masih menjadi ganda campuran Indonesia yang paling konsisten. Sayangnya, konsistensi tersebut belum dapat diikuti para juniornya, termasuk Praveen Jordan/Debby Susanto, yang akhirnya dipisahkan.