Bola.com, Hyderabad - Pelatih asal Indonesia, Mulyo Handoyo, dikabarkan telah meninggalkan tim bulutangkis India dan akan mulai menangani Singapura mulai Februari 2018. Keputusan Mulyo mendapat tanggapan dari dua tunggal putra India, Srikanth Kidambi dan HS Prannoy.
Baca Juga
Kedua pemain selama ini ditangani oleh Mulyo Handoyo yang mendapat kepercayaan memoles tunggal putra India. Mulyo juga disebut-sebut sebagai kunci di belakang kesuksesan Srikanth meraih empat gelar super series pada 2017.
Apa komentar mereka tentang keputusan Mulyo hengkang dari India dan menerima tawaran menjadi pelatih kepala tim bulutangkis Singapura?
"Sebenarnya saya tak tahu apakah dia sudah keluar atau belum. Saya belum pernah benar-benar bicara dengannya sejak BWF Super Series Finals," kata Srikath, seperti dilansir Times of India, Jumat (5/1/2018).
Srikath mengakui Mulyo berperan dalam kariernya. Namun, kebangkitan sektor putra bulutangkis India disebutnya tak semata-mata soal Mulyo Handoyo.
"Ini bukan hanya tentang Mulyo melatih kami. Ini lebih tentang dia dan Gopi (Pullela Gopichan, pelatih kepala India). Saya memenangi super series pertama pada 2014 dan di bawah asuhan Gopi, tak ada orang lain lagi di sana," kenang Srikanth.
"Jadi, Gopi tahu segalanya tentang permainan saya. Saat Saina (Nehwal) memenangi medali Olimpiade, itu juga berkat tuan Gopi. Ketika (Pusarla) Sindhu meraih medali perak Olimpiade 2016, itu juga berkat Gopi," sambung juara Indonesia Open 2017 tersebut.
Prannoy juga mengakui peran penting Mulyo Handoyo. Namun, perubahan bulutangkis India menurutnya bukan hanya berkat kinerja individu Mulyo.
"Kami mendapat hasil-hasil bagus dalam dua tahun terakhir. Saya rasa Mulyo membawa beberapa perubahan dalam jadwal latihan, yang awalnya sangat membantu kami. Tapi, menurut saya itu berkat usaha kolektif tim dalam lima tahun terakhir, yang hasilnya dirasakan saat ini," ujar Prannoy.
Mulyo Handoyo meneken kontrak berdurasi tiga tahun dengan India sejak 2017 hingga 2020. Namun, dia dikabarkan mundur lebih awal karena keluarganya disebut sulit beradaptasi dengan kehidupan di India.