Jakarta Tak dimungkiri, Manchester United (MU) telah membangun reputasi sebagai salah satu klub terbesar dalam sejarah. Hal itu jelas juga dibangun oleh beberapa pemain bintang yang mereka bina atau datangkan.
Akan tetapi, nyatanya MU pernah beberapa kali salah menilai pemain bertalentanya. Hal itu membuat mereka terpaksa melego si pemain ke klub lain.
Baca Juga
Ternyata pemain tersebut justru sukses di tempat lain. Jaap Stam contohnya. Bek Belanda itu sempat jadi pemain termahal, tapi justru cuma bertahan beberapa musim setelah datang 1999 lalu dan kemudian dijual ke Laio tiga tahun kemudian.
Sir Alex kabarnya marah dengan beberapa klaim Stam dalam otobiografinya. Hal ini menyebabkan pertengkaran antara keduanya, yang membuka jalan bagi orang Belanda itu pindah ke Lazio.
Nah, selain Stam, ada lima penjualan pemain yang mungkin disesali oleh MU dikutip dari Sportskeeda:
David Beckham
David Beckham sudah menjadi pemain paling populer di generasinya saat cabut ke Real Madrid pada 2003 menyusul keretakan hubungan dengan Sir Alex Ferguson. Penggemar marah oleh penjualan tersebut.
Namun demikian, pemain Inggris itu gagal meniru kesuksesannya di Real Madrid. Tapi tetap saja, andai Beckham tak cabut, MU akan kian menakutkan, apalagi tahun tersebut juga kedatangan Cristiano Ronaldo yang berusia 18 tahun.
Dia mungkin bukan orang yang paling suka berperang, tapi banyak penggemar yang mengaggumi umpan-umpan dan tendangan bebas di Stretford End bahkan setelah kepergiannya. Ronaldo mungkin telah membuat kita melupakan Beckham. Tapi tidak diragukan lagi, setiap penggemar dan pemain United pasti senang melihat Beckham pensiun bersama Red Devils.
Paul Pogba
Kesalahan penjualan Paul Pogba membuktikan Sir Alex Ferguson sama seperti orang lain, yakni masih manusia. Cabutnya Pogba secara gratis dan kembali dipanggil untuk memecahkan rekor transfer 89 juta pounds di dunia sudah cukup jadi bahan tertawaan.
Pogba pergi karena preferensi Sir Alex dalam mendirikan timnya. Terlepas dari aksinya, dia dianggap kalah bersinar dari pemain seperti Tom Cleverley, Darron Gibson dan Anderson.
Kembalinya Paul Scholes semakin merusak peluangnya untuk buktikan diri di Old Trafford. Namun Pogba justru bersinar di Juventus dan membuat MU justru kembali terpincut.
Pogba menjelma menjadi gelandang kelas dunia. Sejak saat itu, Manchester United telah memperbaiki kesalahannya meski dengan label harga yang sangat besar. Jumlah uang itu pasti bisa digunakan untuk membuat transfer lain.
Peter Beardsley
Direkrut dengan biaya 250. ribu pounds, Peter Beardsley adalah sebuah kisah yang akan selalu menghantui Manchester United. Meski menunjukkan janji, Beardsley cuma dimainkan sekali dalam musim 1982-83 oleh Ron Atkinson.
14 tahun sejak saat itu, MU menanggung rasa sakit karena menyaksikan Beardsley menjadi salah satu striker Inggris terbaik dengan Liverpool, Everton dan Newcastle United. Dia juga memberikan kontribusi besar dalam menggagalkan gelar liga United pada tahun 1988 dan 1999.
Sir Alex Ferguson memang mempertimbangkan untuk membelinya kembali saat ia bersama Everton. Namun hal itu gagal terwujud dan United masih dihantui rasa penyesalan mendalam.
Johnny Giles
Datang melalui akademi pada 1957, Johnny Giles gagal membuktikan dirinya di starting XI di klub tersebut. Sir Matt Busby kemudian menjualnya ke Leeds, yang berada di divisi dua saat itu pada tahun 1963.
Akan tetapi justru gelandang Inggris itu menjadikan dirinya sebagai gelandang menakutkan bersama Leeds United yang akan menjadi rival United. Di sana, dia tampil menggila dengan total 88 gol dalam 383 penampilan.
"Giles bisa meraih sebuah korek api, menyelipkannya ke saku belakangnya dan membawanya ke mana-mana. Dia tidak perlu mencari tempat, seolah-olah ada tempat yang menemukannya."
Pernyataan Brian Clough di atas adalah kesaksian atas kemampuan Giles sebagai gelandang kelas dunia. Sir Matt Busby, di sisi lain, jelas merasa sangat menyesal gagal memaksimalkan bakat Giles.
Cristiano Ronaldo
Apakah Manchester United sudah sama sejak kepergian Cristiano Ronaldo? Tentu tidak! Ya, mereka telah memenangkan gelar, tapi ketidakhadirannya membuat tim kehilangan kualitas selama sembilan tahun terakhir.
Rasanya tidak mungkin menemukan penerus yang layak untuk nomor 7 sejak Ronaldo cabut. Kepergian Ronaldo sendiri juga cukup disesali Sir Alex.
Awalnya, Ronaldo ingin cabut ke Real Madrid di tahun 2008 namun tetap bertahan satu tahun lagi untuk menghormati ucapan Sir Alex. Namun dia akhirnya benar-benar pergi dan meraih lima Ballon d'Or di Real Madrid dan sejumlah penghargaan lainnya yang bahkan tak bisa disebutkan dalam satu berita saja. (Eka Setiawan)