Korban Rasis, Bintang Juventus Banjir Dukungan

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2018, 14:33 WIB
Blaise Matuidi (doc. Juventus)

Dukungan terus mengalir bagi gelandang Juventus, Blaise Matuidi setelah mendapat perlakuan rasis saat bertanding melawan Cagliari. Setelah Mario Balotelli, kali ini dukungan datang dari mantan pemain AC Milan lainnya, Kevin-Prince Boateng.

 

Advertisement

Boateng sendiri pernah mendapat perlakukan serupa ketika masih membela rival Juventus, AC Milan. Kejadian itu terjadi pada Januari 2013, di mana saat itu AC Milan bertanding melawan klub semi-pro, Pro Patria.

Pemain asal Ghana ini diejek dengan nyayian rasis dan akhirnya ia berjalan ke luar lapangan. Pertandingan pun sempat dihentikan kala itu.

"Saya ikut menderita untuk Blaise. Dia dihina karena warna kulitnya," ucap Boateng, seperti dikutip Football Italia.

"Coba pikirkan seperti apa rasanya diperlakukan begitu. Yang paling menyedihkan adalah, dalam kasus seperti ini klub tersebut cuma didenda 20 ribu euro. Konyol sekali," katanya.

2 dari 3 halaman

Melawan Pelecehan Rasial

Foto dok. Bola.com

Tidak seperti kebanyakan pemain, Boateng memang dikenal frontal melawan tindakan rasis. Kasus yang menimpa kala itu akhirnya berlanjut ke pengadilan, dan enam bulan setelah kejadian itu, enam suporter Pro Patria dihukum 40 hari penjara.

"Saya sudah minta nomor teleponnya (Matuidi) jadi saya bisa menghubunginya. Kami perlu bersatu untuk melawan tindakan seperti ini. Kami semua bersatu bersama-sama untuk ini," lanjut pemain yang sekarang bermain untuk Eintracht Frankfurt itu.

Boateng sangat aktif untuk memberantas pelecehan dan penghinaan rasial di dalam sepak bola. Dia juga terus membangun dukungan agar tidak ada lagi korban-korban pelecehan rasialisme. 

3 dari 3 halaman

Iklan Rasis

Foto dok. Bola.com

Selain menimpa Matudi, tindakan rasis lainnya dalam pekan ini ditemui dalam sebuah iklan pakaian bermerek H&M. Dalam iklan itu, terlihat seorang anak berkulit hitam mengenakan hoodie yang membuat kata-kata bertuliskan "monyet paling keren di hutan."

"Saya terguncang dengan penuh kemarahan ketika melihat iklan itu. Saya marah sekaligus sedih karena hal-hal seperti ini masih saja terjadi. Untuk sebuah perusahaan besar yang membuat kesalahan seperti itu, bahkan walau tak disengaja, sungguh sangat menyedihkan," kata Boateng.

"Jangan bilang ke saya kalau itu tidak ada kaitannya dengan rasisme. Saya sudah terlalu sering dipanggil monyet. Permintaan maaf tidaklah cukup. Kesalahan seperti itu tak seharusnya terjadi," pemain 30 tahun itu menambahkan. (Abul Muamar)