Ruben Sanadi, Persebaya dan Kehidupan Baru di Jawa

oleh Aditya Wany diperbarui 14 Jan 2018, 14:14 WIB
Wawancara eksklusif bersama Ruben Sanadi. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Surabaya - Persebaya mendatangkan lima pemain anyar untuk musim 2018. Satu di antaranya pemain asing, Otavio Dutra. Sedangkan empat sisanya merupakan penggawa Persipura Jayapura di Liga 2017. Mereka adalah Osvaldo Haay, Feri Pahabol, Nelson Alom, dan Ruben Sanadi.

Di antara empat nama terakhir, Ruben menjadi pemain yang paling berpengalaman. Selain karena faktor usia sudah menginjak 31 tahun, dia juga malang melintang bersama beberapa klub Indonesia. 

Persikota Tangerang, PSMS Medan, Persipasi Bekasi, dan Pelita Jaya ada klub-klub yang pernah memakai jasanya. Setelah itu, bek kiri kelahiran Biak Numfor ini baru bergabung dengan Persipura pada 2012.

Advertisement

Saat masih menjadi pemain Persipura, Ruben mendapatkan banyak kenangan manis. Dia meraih dua gelar juara, yaitu ISL 2013 dan TSC A 2016. Selain itu, dia juga menjalani debut bersama Timnas Indonesia pada 2013. 

Setelah sepekan di Surabaya, Ruben pun bercerita tentang pengalamannya, Persebaya, dan Surabaya, kepada Bola.com. Berikut petikan wawancaranya: 

Kenapa Anda memilih pindah ke Persebaya?

Saya ingin tantangan baru. Soal pelatih dan manajemen saya lihat bagus. Mereka sangat membantu pemain baik di dalam dan luar lapangan. Saya senang di sini karena kekeluargaannya. Sama seperti dulu di Persebaya.

Ini saya baru beberapa hari di sini tapi sudah saya rasakan kekeluargaan yang dibangun. Semuanya welcome dengan saya dan sering ajak ngobrol supaya lebih kenal.

Apakah tidak ada tawaran dari klub lain?

Sebetulnya ada beberapa klub Liga 1 memberikan tawaran bagi saya. Tapi, saya memang lebih tertarik untuk ke Persebaya. Ini tim baru masuk Liga 1 jadi itu membuat saya tertarik untuk mencoba tantangan baru.

Target apa yang ingin Anda capai bersama Persebaya?

Saya pribadi ingin membantu Persebaya meraih prestasi. Saya tidak mau ngomong terlalu banyak. Saya ingin membantu teman-teman di sini untuk kita sukses bersama persebaya. Kita ingin bersaing dengan teman-teman lain yang ada di Liga 1. 

Anda sudah dua kali meraih gelar juara bersama Persipura. Apakah itu jadi modal Anda ke Persebaya?

Semua yang Sudah pernah saya dapat di Persipura sudah lewat. Sekarang ada tantangan baru. Mudah-mudahan bisa saya bisa mengerahkan kemampuan untuk tim. Saya pribadi ingin memberikan yang terbaik untuk tim. 

Bagaimana pendapat Anda tentang pelatih Angel Alfredo Vera?

Coach Alfredo kalau punya keputusan tidak mau diganggu gugat oleh orang lain. Dia punya kemauan keras. Apa yang dia inginkan, pasti ingin dicapai. Tidak pernah dia muluk-muluk. Dia sangat baik, tegas, komunikatif dengan pemain dan welcome dengan semua orang.

Dia tidak pernah membeda-bedakan pemain. Kalau ada sesuatu yang ingin dia bicarakan, biasanya memang akan bicara langsung ke pemain yang bersangkutan. 

Kehidupan Baru di Surabaya

Nomor punggung berapa yang akan Anda pakai di Persebaya?

Tetap 14. Sejak di Persipura saya sudah pakai nomor itu. Jadi, meneruskan yang ada. Sudah lama saya pakai nomor punggung itu. Tapi, ternyata nomor itu sudah dipakai Adam Maulana (gelandang).

Saya izin ke Adam, sudah ngomong baik-baik sama dia. Dia terima juga tidak ada masalah dan dia ganti nomor punggung. Saya tidak tahu dia ganti nomor berapa. Kebetulan istri saya lahir 14 November, dan anak saya lahir tahun 2014. Ada faktor keluarga. Bisa menemppel dan jadi ciri khas saya.

Apakah ada faktor pemain idola yang pakai nomor itu juga?

Oh tidak. Saya mengidolakan Ashley Cole dari dulu (nomor punggung 3, LA Galaxy). Dulu di Chelsea dan Timnas Inggris dia kan pakai nomor punggung 3. Saya suka karena sama-sama bek kiri, jadi sedikit banyak saya tiru cara dia bermain. 

Kalau klub justru saya suka Barcelona. Di Barcelona pun saya suka bek kanannya dulu, Dani Alves (nomor punggung 32, PSG). Meski pun berbeda, tapi hanya kanan dan kiri saja, banyak belajar dari penampilan dia.

Siapa teman paling dekat Anda di skuat Persebaya?

Sebenarnya sama semua sih. Cuma karena kami dari Papua, jadi Feri (Pahabol) dan Nelson (Alom) juga dekat dengan saya. Tapi, sama semua di luar lapangan atau di dalam lapangan. Tidak ada yang beda. Semua sama.

Bagaimana komentar Anda tentang Bonek?

Ah, itu salah satunya. Saya ingin ke Persebaya juga karena ingin merasakan dukungan dari Bonek. Mereka suporter yang sangat luar biasa. Selalu mendukung dalam keadaan apapun. 

Saya ingin berterima kasih kepada seluruh Bonek karena sudah menerima di Surabaya, khususnya kami anak-anak Papua. Semoga kami bisa memberikan apa yang kami miliki untuk mereka.

Sudah seminggu Anda di Surabaya, mulai bisa bahasa Jawa?

Saya mengerti sedikit, tapi tidak bisa ngomong. Sebenarnya saya sudah pernah belajar di klub sebelumnya. Ada beberapa pemain Jawa yang pasti mereka pakai bahasa itu.

Tapi, sepak bola Indonesia itu kan luas dari Sabang sampai Merauke. Jadi kalau di timnas pasti ketemu dengan pemain dari berbagai daerah. Sedikit-sedikit saya jadi belajar bahasa-bahasa. 

Sudah seminggu saya di Surabaya lebih sering dengar bahasa Jawa. Sekarang jadi terbiasa dengar. Minimal beberapa kata sederhana yang sering dipakai untuk komunikasi dengan banyak orang. Yang paling ingat tentu saja “Wani!” (balasan Salam Satu Nyali).