Jakarta Mantan Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi, dituduh melakukan pencucian uang. Berlusconi dengan tegas membantah tudingan tersebut.
Berlusconi disinyalir melakukan pencucian uang dalam proses pembelian AC Milan oleh investor asal Tiongkok, Yonghong Li awal musim ini. Pembelian AC Milan tersebut berbuntut pada lengsernya Berlusconi dari kursi presiden.
Baca Juga
Saat ini, pria berusia 81 tahun tersebut sedang terlibat dalam pemilihan umum di Italia. Berlusconi pun menuding, tuduhan itu merupakan sebuah kampanye hitam.
"Setiap ada kampanye pemilihan, dan saya hampir menang, cerita seperti ini selalu muncul. Kali ini, ceritanya sungguh luar biasa, dan telah dibantah oleh perwakilan AC Milan," ujar Berlusconi seperti dilansir Calciomercato.
"Tuduhan bahwa kami mengambil keuntungan dari penjualan AC Milan untuk membawa uang ke Italia dari luar negeri adalah tidak benar. Saya membantah keras tuduhan ini," kata Berlusconi menegaskan.
Transparan
Lebih lanjut, Berlusconi juga mengatakan, proses penjualan yang berlangsung lewat perusahaannya, Fininvest itu telah berlangsung transparan. Ia pun yakin tak ada bukti untuk membuktikan tuduhan tersebut.
"Fininvest telah terbuka dan transparan pada bank serta otoritas terkait dalam proses penjualan. Sejak saat ini, komitmen telah terpenuhi. Mereka telah membuat pembayaran tepat waktu dan tak ada bukti bahwa prosesnya ilegal," kata Berlusconi.
Belum Bertaji
Penjualan AC Milan pada investor Tiongkok semula bisa membangkitan prestasi AC Milan yang sedang lesu. Uang senilai ratusan juta euro pun telah dikeluarkan untuk memboyong 10 pemain.
Sayangnya, investasi itu belum bertaji. AC Milan masih berada di peringkat ke-11 dengan 28 poin.