Bola.com, Jakarta - Herman Dzumafo Epandi bukan nama baru di sepak bola Indonesia. Sejak pertama kali datang dan gabung PSPS Pekanbaru pada 2007, pemain asal Kamerun ini tidak pernah sekali pun meninggalkan sepak bola Indonesia.
Memulai karier sepak bola profesional sejak 1999, di mana saat itu usianya baru 19 tahun, Dzumafo tercatat hanya membela empat klub di negara asalnya. Hanya delapan bulan bermain di Kamerun, Herman Dzumafo membuka jalan untuk bermain di luar negeri berlabuh di Indonesia, tepatnya di Pekanbaru, Riau.
Baca Juga
Bersama PSPS, Herman Dzumafo bermain selama kurang lebih empat tahun sebelum akhirnya mencoba peruntungan di klub-klub besar, seperti Arema Indonesia, Persib Bandung, dan sempat dipinjamkan ke Sriwijaya FC. Mitra Kukar, Gresik United, dan Persela Lamongan sempat menjadi pelabuhan baginya sebelum kembali ke PSPS Pekanbaru yang berganti nama menjadi PSPS Riau di Liga 2 2017.
Namun, hanya satu musim bersama PSPS, Dzumafo memutuskan untuk bergabung dengan Bhayangkara FC saat usianya sudah 37 tahun. Bersama tim asuhan Simon McMenemy yang terkenal menyukai darah muda, Herman Dzumafo menjadi pemain paling senior di skuat The Guardians.
Dzumafo belum ingin menyerah dengan kariernya sebagai pemain sepak bola profesional meski mengaku sudah tak mengejar banyak hal di dunia sepak bola. Pemain yang akan genap berusia 38 tahun pada Februari mendatang itu mengaku hanya ingin membantu pemain-pemain muda dengan pengalamannya bermain dan menikmati kehidupannya di Indonesia.
Menikah dengan seorang wanita Indonesia bernama Maria Magdalena pada 2009, Herman Dzumafo akhirnya memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia yang diresmikan pada Juli 2017. Sudah berstatus WNI, Dzumafo pun ingin terus memberikan pengalamannya lebih lanjut untuk sepak bola Indonesia meski nanti sudah memutuskan untuk gantung sepatu.
Bola.com berkesempatan untuk berbincang dengan Herman Dzumafo pada sela-sela aktivitasnya bersama Bhayangkara FC. Tak hanya bicara soal kecintaannya terhadap Indonesia, ia pun punya target bersama The Guardians. Simak wawancaranya di bawah ini.
Cocok dengan Indonesia
Kamu sudah lama bermain di Indonesia dan akhirnya menjadi warga negara Indonesia. Apa yang membuat Anda begitu mencintai Indonesia?
Saya sudah 10 tahun tinggal di Indonesia dan memiliki keluarga di sini. Saya punya istri dan anak di Indonesia. Dalam 10 tahun, setiap tahun saya pulang ke Kamerun, tapi hanya 2 sampai 3 minggu di sana.
Sisa waktu saya dalam 10 tahun ini memang lebih banyak di Indonesia. Saya sudah cocok dengan orang-orang di sini, begitu pun dengan makanannya. Saya berpikir jika saya pulang ke negara asal saya akan percuma. Saya punya keluarga di sini dan semua yang saya miliki sekarang ada di Indonesia.
10 tahun bermain di Indonesia, Anda membela 8 tim berbeda. Apa yang kamu sukai dari sepak bola di Indonesia?
Satu hal yang sangat saya sukai di sini adalah atmosfer pertandingan di Indonesia. Atmosfernya sangat bagus, suporter di Indonesia sangat luar biasa.
Masih ada mimpi atau hal istimewa yang kamu kejar di sepak bola Indonesia?
Kalau bicara soal mengejar mimpi, saya merasa sudah tidak ada. Yang penting bagi saya sekarang adalah menikmati sisa waktu yang ada dalam karier saya. Keinginan saya ke depannya hanya berharap bisa punya SSB sendiri di Indonesia untuk ikut membimbing generasi muda agar lebih baik ke depannya.
Kapan rencana membuat SSB akan dimulai?
Kalau saya bisa mendapatkan kesempatan itu sekarang, tentu sekarang juga saya bisa memulainya. Namun, saya sudah memikirkannya sudah sejak lama. Agak sulit karena punya lapangan sendiri. Namun, jika saya sudah memiliki lapangan sendiri, keesokannya saya bisa membuat SSB.
Kepindahan ke Bhayangkara FC
Bhayangkara FC adalah juara liga musim lalu. Apa yang bisa Anda janjikan untuk tim ini agar bisa menpertahankan prestasi?
Saya akan memotivasi pemain-pemain muda di sini. Sebagai pemain paling senior saya akan berusaha memberikan yang terbaik bagi tim ini agar bisa berprestasi lagi dan terus berprestasi.
Bhayangkara FC memiliki banyak pemain muda, dan Anda adalah pemain paling senior di dalam tim ini. Bagaimana Anda beradaptasi dengan pemain-pemain muda ini?
Berbagi pengalaman. Itu satu hal yang saya pasti akan berikan kepada pemain-pemain muda. Saya akan memberikan nasihat agar mereka tidak menganggap enteng sesuatu hal. Saya berharap ke depannya permainan mereka bisa berkembang.
Bhayangkara FC memiliki Ilija Spasojevic pada musim lalu dan kehadirannya sangat membantu Bhayangkara FC dalam perjalanan menjadi juara. Apakah ini akan membebani Anda yang memang datang untuk menggantikan perannya?
Kalau beban tentu tidak, tapi pasti akan sulit menggantikannya. Spasojevic sudah meninggalkan klub dengan prestasi yang semua orang mengetahuinya. Namun, saya yakin bisa menggantikannya. Saya berada di sini karena pelatih dan manajemen klub percaya dengan kemampuan saya.
Secara pribadi, apa target Anda bersama Bhayangkara FC musim ini?
Saya akan membuat banyak gol untuk Bhayangkara FC pada musim ini. Selain itu, saya akan berusaha membantu tim ini agar Bhayangkara FC tetap berada di level atas.
Baca Juga
Netizen Ngeri dengan Skuad Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024: Ada Trio Ronaldo - Rivaldo - Kaka
Pratama Arhan Merapat tapi Telat, Kepastian Pemain Abroad Gabung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Ditentukan pada 5 Desember 2024
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026