Bola.com, Roma - Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) gagal menemukan presiden baru setelah menggelar pertemuan pada Senin (29/1/2018). Hal itu membuat FIGC bakal berada di bawah kepemimpinan dewan komisaris.
Baca Juga
Jabatan Presiden FIGC tengah kosong sejak Carlo Tavecchio mengundurkan diri pada November 2017. Tavecchio merasa bertanggung jawab dengan kegagalan timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018.
Sepeninggal Tavecchio, tiga nama maju sebagai kandidat Presiden FIGC yang baru, yaitu Gabriele Gravina, Cosimo Sibilia, dan Damiano Tommasi. Nasib ketiganya ditentukan pada pertemuan FIGC.
Pertemuan itu terdiri dari perwakilan Serie A, Serie B, persatuan pemain, Lega Pro, persatuan pelatih, persatuan wasit, dan liga amatir. Ketiga kandidat harus mengumpulkan 75 persen suara untuk menjadi pemimpin FIGC.
Pada ronde pertama, tidak ada kandidat yang meraih 75 persen suara. Selanjutnya, Tomassi tersingkir pada ronde ketiga karena menempati peringkat terbawah.
Gravina menjadi pemenang ronde keempat dengan total suara 39,06 persen. Namun, hal itu belum cukup untuk menjadi presidan karena berdasarkan peraturan, dia butuh minimal 66 persen.
Situasi tersebut dikarneakan perwakilan liga amatir telah menyatakan tidak akan mendukung salah satu kandidat yang ada. Alhasil, tidak ada pemenang pada pemungutan suara tersebut.
Kondisi terebut membuat FIGC berada di bawah pimpinan dewan komisaris, sebelum Komite Olahraga Italia (CONI) menunjuk pemimpin baru sampai pemilihan baru bisa dilakukan.
Sumber: Football Italia