Penyesalan Gelandang Arema Setelah Lakukan Tekel Berbahaya

oleh Iwan Setiawan diperbarui 01 Feb 2018, 15:19 WIB
Pemain muda Arema, Hanif Sjahbandi, siap bersaing dengan pemain senior untuk memperebutkan tempat di tim inti. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Gelandang bertahan Arema FC, Hanif Sjahbandi dapat pelajaran berharga usai pertandingan terakhir Grup E Piala Presiden melawan Bhayangkara FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Selasa (30/1/2018).

Pada laga itu, Hanif melakukan tekel berbahaya kepada TM Ichsan. Meski sudah dihukum dengan kartu kuning, Hanif merasa dapat hukuman moril. Usai pertandingan dia termenung untuk menyesali tindakannya. Apalagi Ichsan tidak dapat melanjutkan pertandingan dan harus keluar lapangan menggunakan tandu.

Advertisement

“Saya benar-benar memohon maaf atas tindakan yang kelewat batas itu. Tapi sama sekali tidak ada niatan jahat untuk cederai lawan. Saya tidak menyangka akan berujung seperti itu. Semoga perilaku saya ini jadi yang terakhir dalam sepak bola Indonesia,” kata mantan pemain Persiba Balikpapan ini.

Pada Rabu (31/1/2018), tim medis Bhayangkara FC sudah merilis jika Ichsan tidak mengalami cedera yang parah seperti dislokasi maupun patah tulang. Namun masih butuh waktu untuk menyembuhkan cederanya.

“Saya sudah kontak dengan dia (Ichsan). Mudah-mudahan lekas sembuh. Dia terlihat sedih dengan perbuatan saya. Dan saya sudah meminta maaf serta menyesalinya,” tegas Hanif.

Hanif sebenarnya bukan tipikal pemain yang biasa melakukan pelanggaran brutal. Tapi dia sempat punya catatan melakukan pelanggaran yang tidak perlu kala memperkuat timnas dalam SEA Games 2017 di Malaysia.

Tepatnya saat pertandingan penyisihan grup melawan Vietnam. Dia mengantongi dua kali kartu kuning langsung sehingga diusir wasit. Pelanggaran kedua yang dilakukannya adalah menyikut pemain Vietnam.

Dua pelajaran itu membuat Hanif berusaha untuk berperilaku lebih baik di lapangan, sekalipun Aremania sebenarnya lebih senang Arema memiliki pemain berkarakter garang.