Stoner Komentari Kegagalan Rossi-Vinales di MotoGP 2017

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2018, 08:56 WIB
Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi (Speedweek)

Jakarta Performa Maverick Vinales dan Valentino Rossi di gelaran MotoGP musim lalu menurun di paruh kedua. Buruknya kinerja Rossi dan Vinales mengundang perhatian Casey Stoner. Mantan juara dunia dua kali di kelas utama itu menilai keduanya seharusnya tidak perlu mengeluh soal perubahan yang dilakukan oleh Pabrikan Jepang tersebut.

Stoner menambahkan yang perlu disalahkan atas kegagalan Yamaha justru terletak pada Vinales dan Rossi. Dari kacamata Kuri-Kuri Boy, saat tim Yamaha melakukan perubahan kedua, pembalap ini seakan tidak mampu mengatasi masalah tersebut, sehingga penurunan grafik penampilan mereka sangat tampak terlihat.

Advertisement

Vinales misalnya. Pembalap asal Spanyol itu mengawali debutnya bersama Yamaha dengan memborong tiga kemenangan dari lima balapan di paruh pertama dan memimpin klasemen dengan koleksi 26 poin. Namun seiring waktu, daya magisnya di lintasan balap mulai meredup.

Penurunan terjadi saat balapan paruh kedua dimulai atau saat tim Yamaha memperkenalkan sasis baru. Ini, menurut Top Gun, tidak sesuai dengan gaya balapnya.

Begitu juga dengan Rossi yang kerap mengeluhkan cepat ausnya ban belakang karena perubahan sasis di paruh kedua musim. Ini, kata Stoner, membuat keduanya kesulitan untuk kompetitif lagi di sisa musim.

Sumber Liputan6.com

 

 

 

2 dari 3 halaman

Karakter Lemah

Pabrikan Jepang, Yamaha, memperkenalkan motor YZR-M1 untuk MotoGP 2018 di Matadero Madrid, Spanyol, Rabu (24/1/2018). (AP Photo/Paul White)

Baik Vinales dan Rossi pun kompak melontarkan keluhan terkait penggunaan sasis baru tersebut. Pasalnya, mereka merasa ada sedikit masalah pada bagian belakang, terutama saat melakukan akselerasi.

Akibatnya tim Yamaha gagal bersinar di MotoGP musim lalu. Stoner pun berpendapat persoalan ini tidak melulu menyalahkan tim, tapi lebih kepada karakter Vinales dan Rossi yang belum siap menerima perubahan yang terjadi pada YZR-M1.

"Ini sangat sulit untuk dimengerti. Maverick memulai dengan penuh percaya diri di awal tahun setelah merasa nyaman di pramusim. Tapi sangat mudah kehilangan kepercayaan dan arah saat dia mengalami beberapa kecelakaan," ungkap Stoner seperti dikutip dari Autosport," Kamis (8/2/2018).

"Vinales masih muda dan dia masih belum memiliki banyak pengalaman di MotoGP. Sehingga mudah untuk memberikan alasan yang menyalahkan motornya. Padahal saya melihat tidak ada perbedaan yang terjadi sepanjang musim dan ketika pembalap Tech 3 menggunakan frame yang sama, mereka tidak menemukan masalah yang sama," kata Stoner.

3 dari 3 halaman

Tak Ada Percaya Diri

Stoner menekankan bahwa ini lebih kepada rasa percaya diri yang mulai hilang dari Vinales maupun Rossi. Ini menyebabkan mereka sulit untuk bertarung hingga gelaran MotoGP selesai.

"Selalu ada pro dan kontra untuk segalanya, tapi untuk tampil mengesankan dan terbaik, kemudian berjuang untuk finis di urutan 10 besar. Ini lebih dari sekadar paket yang yang dimilikinya," tukas Stoner.

(David Permana)