Ini Alasan Stoner Betah Jadi Pembalap Penguji Ducati

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2018, 11:18 WIB
Casey Stoner menjadi pembalap penguji Ducati di Sirkuit Sepang (MOHD RASFAN / AFP)

Jakarta Casey Stoner masih senang dengan pekerjaannya sebagai pembalap penguji di tim Ducati Corse. Dia akan terus jadi pembalap penguji sampai benar-benar perasaannya menggunakan motor sudah hilang.

"Saya akan terus melakukan ini sampai motor menjadi tidak asyik untuk dikendarai. Yang bisa saya lihat di masa depan akan seperti ini," kata Stoner seperti dikutip dari Autosport, Kamis (8/2/2018).

Advertisement

Stoner mengundurkan diri dari balap MotoGP pada 2012 lalu. Sejak pensiun, dia sempat membanting stir dengan menjadi pembalap di roda empat.

Stoner kemudian kembali ditawarkan pekerjaan oleh tim Honda untuk menjadi pembalap penguji. Setelah memberikan data yang bagus pada motor RC213V, tim Ducati Corse mulai tertarik untuk bermitra dengn Kuri-Kuri Boy.

Tahun lalu menjadi ajang reuni buat Stoner saat dia memilih pekerjaan untuk jadi pembalap penguji Ducati. Keberadaannya memberikan kontribusi yang besar buat Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo. P

asalnya, Little Dragon sukses menempati posisi runner up di klasemen akhir MotoGP 2017. Ini membuat Stoner menjadi lebih termotivasi untuk memberikan masukan kepada Ducati sebagai pembalap penguji.

Sumber Liputan6.com

 

 

2 dari 3 halaman

Merasa Nyaman

Pembalap penguji Ducati, Casey Stoner saat melakoni tes menuju MotoGP 2018 di Sirkuit Sepang, Malaysia. (MOHD RASFAN / AFP)

Sejak saat itu Stoner mengatakan, jika dirinya merasa nyaman dengan posisi saat ini sebagai pembalap penguji Ducati. Dia tidak memiliki rencana untuk berhenti selama ia masih merasa nyaman mengendarai motor balap.

"Selama saya masih bisa membalap, saya menikmati aspek yang berbeda dari bekerja sedikit lebih dekat dengan para insinyur. Saya selalu mendorong dan memacu adrenalin, karena bagi saya, saat berada di posisi ini, Jorge dan Dovi adalah pembalap saya jadi saya harus melakukan segalanya untuk membantu mereka menjadi lebih kompetitif," kata Stoner.

"Semakin sukses mereka, saya merasa bangga karena saya telah membantu mereka mencapainya. Ketika saya balapan, saya selalu menghargai pembalap tes yang kami miliki dan saya tahu seberapa keras mereka harus bekerja," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Kritik Yamaha

Meski tak pernah membalap untuk Yamaha, Stoner juga bersedia untuk mengomentari rival Ducati di MotoGP itu. Dia menyebut kegagalan Yamaha di MotoGP 2017 murni gara-gara Valentino Rossi dan Maverick Vinales.

"Ini sangat sulit untuk dimengerti. Maverick memulai dengan penuh percaya diri di awal tahun setelah merasa nyaman di pramusim. Tapi sangat mudah kehilangan kepercayaan dan arah saat dia mengalami beberapa kecelakaan," kata Stoner.

Stoner menekankan bahwa ini lebih kepada rasa percaya diri yang mulai hilang dari Vinales maupun Rossi. Ini menyebabkan mereka sulit untuk bertarung hingga gelaran MotoGP selesai.

"Selalu ada pro dan kontra untuk segalanya, tapi untuk tampil mengesankan dan terbaik, kemudian berjuang untuk finis di urutan 10 besar. Ini lebih dari sekadar paket yang yang dimilikinya," katanya.

(David Permana)