Bola.com, Jakarta - Bakal calon wakil gubernur Sumatera Utara, Sihar Sitorus, dikenal sosok yang gila bola. Pria kelahiran 13 Juli 1968 itu sempat mengelola dan memiliki sejumlah klub dan SSB berlabel internasional yang menarik perhatian publik sepak bola Tanah Air. Uniknya, ia mengaku kapok mengurus balbalan.
Apa karena Sihar ingin fokus berpolitik sehingga malas bersentuhan dengan hobinya bersentuhan dengan si kulit bundar?
Baca Juga
"Enggak juga, saya tetap cinta sepak bola, cuma malas terlibat terlalu dalam, sepanjang permasalahan sepak bola di Indonesia belum benar. Susah ngurus sepak bola di sini," ujar Sihar yang dijumpai Bola.com di Gedung SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Pada bulan Juli tahun lalu Sihar membubarkan Pro Duta, klub kontestan Liga 2 yang ia miliki sejak 2010. Ia pun tengah menimang melanjutkan pengelolaan SSB Boca Junior.
"Kayaknya saya akan bubarkan saja Boca. Pusing saya buat cari tempat latihan di Jakarta susah benar. Beberapa kali kami pindah tempat, hanya gara-gara minimnya lapangan sepak bola berkualitas bagus di ibu kota," ujar Sihar.
Sepanjang berkiprah di dunia sepak bola nasional Sihar seringkali dihadapkan situasi yang tidak mengenakkan.
Ia sempat diturunkan paksa sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI pada tahun 2013, karena kalah berkonflik dengan kubu La Nyalla Mattalitti. Benarkah masih ada rasa sakit hati terpinggirkan dari lingkar elite federasi?
"Sakit hati? Enggak lagi. Sudah berlalu semua itu," ujar pria yang jadi pendamping Djarot dalam pilkada Gubernur Sumut itu.
"Dibilang berhenti mengurus sepak bola sebenarnya enggak juga. Saya sekarang punya saham di salah satu klub Divisi III Belgia. Lebih enak mengurus sepak bola di luar. Pengennya kerja sama dengan PSSI, tapi PSSI maunya kerja sama dengan klub-klub top. Padahal, melihat standar sepak bola kita semestinya ya mulai dari yang kecil-kecil dulu," papar Sihar.
Uniknya saat pilkada nanti Sihar Sitorus dan Djarot bakal bertarung dengan Edy Rahmayadi, yang notabene saat ini berstatus sebagai Ketua Umum PSSI.