Menimbang Kepentingan di Piala Presiden dan Piala AFC

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 16 Feb 2018, 10:15 WIB
Kolom Erwin Fitriansyah_Dilema Persija dan Bali United di Piala Presiden (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Laga final Piala Presiden 2018 akan mempertemukan Persija kontra Bali United di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/2/2018). Siapapun yang menjadi juara, sejarah akan tercipta karena kedua tim belum pernah merasakan gelar juara Piala Presiden yang sudah dihelat sebanyak dua kali.

Pada gelaran awal tahun 2015, tim yang menjadi juara adalah Persib Bandung. Sementara pada Piala Presiden 2017, giliran Arema yang menjadi kampiun.

Advertisement

Jika melihat sejarahnya, Piala Presiden ini digelar dalam rangka mengisi kekosongan kompetisi. Pada tahun 2015, turnamen Piala Presiden dihelat saat kompetisi Indonesia sedang vakum karena PSSI sedang terkena sanksi dari FIFA terkait kisruh organisasi.

Sementara pada 2017, ajang ini kembali digelar dengan status turnamen pramusim. Setelah Piala Presiden selesai dilaksanakan, kompetisi sesungguhnya yang bertajuk Liga 1 kemudian berputar.

Status sebagai turnamen pramusim kembali disandang oleh Piala Presiden 2018. Namun jika dibandingkan dengan Persib dan Arema yang menjadi tim terbaik pada Piala Presiden 2015 dan 2017, kondisi Persija dan Bali United saat ini berbeda.

 

 

 

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Jadwal Padat

Baik Persib dan Arema yang menjadi kampiun Piala Presiden di dua ajang sebelumnya tidak tampil di Kejuaraan Antarklub Asia, karena memang Indonesia tak memiliki jatah. Sementara Persija dan Bali United harus membagi fokus serta tenaga karena mereka juga berkompetisi di ajang Piala AFC pada saat yang hampir bersamaan.

Sebelum lolos ke final, Persija dan Bali United harus menghadapi jadwal yang padat di Piala Presiden dan Piala AFC. Persija melakoni leg pertama babak semifinal Piala Presiden melawan PSMS pada Sabtu (10/2/2018), sementara leg kedua dimainkan pada Senin (12/2/2018). Dua laga tersebut dimainkan di Solo.

Hanya berselang satu hari dari duel leg kedua, Persija melakoni laga pertama grup H Piala AFC di kandang jagoan Malaysia, Johor Daru Ta'zim, Rabu (14/2/2018). Hasilnya, tim Macan Kemayoran kalah telak 0-3 di markas lawan.

Di sisi lain, Bali United melakoni leg pertama semifinal Piala Presiden lawan Sriwijaya di Palembang pada Minggu (11/2/2018). Sementara leg kedua dimainkan di Gianyar, Rabu (14/2/2018).

Bali United harus memainkan laga di Piala AFC grup G lawan wakil Myanmar, Yangon United, di sela-sela dua leg Piala Presiden, yaitu pada Selasa (13/2/2018). Hasilnya, Bali United takluk 1-3 di kandang sendiri.

Baik kubu Persija dan Bali United sama-sama menampik anggapan sengaja melepas laga pertama di Piala AFC demi mendapatkan tiket ke final Piala Presiden. Namun hal yang sudah past dihadapi oleh pemain adalah soal kelelahan, karena jadwal yang padat dan sama sekali tidak ideal. Biasanya pelatih masih mempersiapkan tim pada masa prakompetisi di saat-saat seperti sekarang ini.

3 dari 3 halaman

Babak Belur di Piala AFC

Sama-sama babak belur di laga pembuka Piala AFC, namun Persija dan Bali United akhirnya lolos ke laga puncak Piala Presiden 2018. Lalu, benarkah kekalahan di Piala AFC sepadan dengan ganjaran lolos ke final Piala Presiden?

Meski levelnya berada di bawah Liga Champions Asia yang merupakan ajang para klub juara di benua Asia, Piala AFC tetap memiliki gengsi yang tinggi. Peserta Piala AFC adalah klub papan atas di liga masing-masing. Buat klub Indonesia, tampil di Piala AFC adalah ajang yang lebih realistis dibanding Liga Champions Asia.

Bisa dibilang lawan di Piala AFC seperti wakil dari sesama negara ASEAN akan lebih seimbang dengan kekuatan klub Indonesia. Lain halnya jika tampil di Liga Champion Asia yang kontestannya adalah tim kuat asal jazirah Arab atau Asia Timur macam wakil dari Jepang, Cina, atau Korsel.

Sementara Piala Presiden, meski labelnya hanya turnamen pramusim, tim kontestan tetap ada yang bernafsu mengejar gelar juara. Hadiah yang besar tentu menggiurkan buat klub peserta.

Tahun ini, hadiah buat sang juara adalah uang sebesar Rp. 3,3 miliar. Naik dibanding tahun lalu yang sebanyak Rp. 3 miliar. Jumlah itu belum termasuk match fee untuk seluruh klub, hadiah untuk top scorer, pemain terbaik, hingga tim fair play dan wasit terbaik.

Turnamen pramusim memang dibutuhkan manajemen dan pelatih klub sebagai ajang untuk melihat kesiapan sebuah tim sebelum tampil pada kompetisi yang sesungguhnya. Bonus juara yang wah tentu juga menjadi nilai plus yang tak bisa dianggap remeh.

Jika musim depan turnamen pramusim seperti Piala Presiden digelar lagi, jadwal turnamen pramusim tersebut harus betul-betul diatur. Sehingga tidak ada lagi cerita jadwal turnamen pramusim berhimpitan rapat dengan turnamen di kancah internasional seperti Piala AFC yang juga memiliki prestise tinggi. 

Semua pasti sepakat jika turnamen Piala Presiden tahun depan harus lebih baik dalam segala aspek, bukan cuma soal hadiah, tapi juga penjadwalan.

 

Berita Terkait