Bola.com, Bangkalan - Liga 1 musim lalu telah berakhir. Pertandingan pamungkas tersaji pada pertengahan November 2017. Artinya sudah tiga bulan itu berlalu. Namun, rupanya klub-klub Liga 1 masih belum mendapat subsidi yang menjadi hak mereka dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Satu di antaranya adalah klub asal Jawa Timur, Madura United. Sejauh ini tidak ada kejelasan kapan hak mereka akan dibayar. Tidak hanya subsidi, namun juga hak siar yang seharusnya menjadi milik klub.
Baca Juga
Sebagai langkah awal, Manajer Madura United, Haruna Soemitro mengaku sudah melayangkan surat mengenai hal ini. Itu sudah dilakukannya pada Januari lalu.
“Isinya apabila sampai akhir Januari kemarin tidak bisa membayar sisa tunggakan, baik itu subsidi maupaun komersial share, lebih baik direksi Liga menyerahkan kepada pemegang saham utama, yaitu klub. Dalam bahasa lain menyerahkan diri bahwa tidak mampu menyelesaikan itu,” kata Haruna.
Ketidakjelasan ini, imbuh Haruna, membuat laporan keuangan Madura United jadi berantarakan. Klubnya jadi kelabakan untuk mengadakan anggaran. Padahal, dana yang didapatkan akan berarti banyak untuk klub.
“Kami terus terang saja cukup kelabakan karena posting anggaran tahun 2017 tidak jelas. Mestinya pengelola liga itu sadar bahwa yang dijanjikan itu menjadi proyeksi pendapatan klub. Kalau gagal, maka gagal pula cash flow kita,” lanjut Haruna.
Sebenarnya, Madura United punya neraca keuangan yang bagus saat mendapat lisensi dari AFC (konfederasi sepak bola Asia). Namun, saat ini mereka malah punya piutang yang tidak jelas. Oleh sebab itu, Haruna menyatakan pihaknya akan melakukan aksi.
“Sikap Madura United, kami akan melakukan aksi korporasi. Kami tidak ingin bising di media, tapi meminta pertanggungjawaban direksi liga kepada pemegang saham soal RUPS. Direksi liga diminta untuk menyerahkan secara sukarela karena tidak mampu mengelola liga secara kapabel. Ketidakmampuan membayar itu salah satu bentuk kegagalan,” tandas mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.