Final Piala Presiden 2018: Ini Alasan Kapolri Dukung Persija Menjadi Juara

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 17 Feb 2018, 11:09 WIB
Final Piala Presiden 2018_Persija Jakarta Vs Bali United_2 (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berharap Persija Jakarta bisa menjadi juara Piala Presiden 2018. Untuk mendapatkan itu, Persija harus bisa kalahkan Bali United pada Sabtu (17/2/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

Bukan tanpa sebab Tito menjagokan Persija untuk meraih gelar juara. Pasalnya, Macan Kemayoran memiliki basis massa suporter yang besar, terlebih bermain di kandang sendiri.

Advertisement

Suporter Persija, Jakmania pasti bakal berbondong-bondong dengan kekuatan puluhan ribu untuk menonton di SUGBK. Supaya meminimalisir potensi kericuhan, Tito berharap Persija dapat memenangkan pertandingan.

Tito berkaca pada perhelatan Piala Presiden edisi pertama pada 2015 lalu. Kala itu, Tito memfavoritkan Persib dibandingkan Sriwijaya FC.

"Tapi menimbang keamanan, sepertinya lebih baik Persib yang juara untuk menghindari potensi kerusuhan suporter. Nah, tahun ini semoga Persija juaranya," ujar Tito.

2 dari 3 halaman

Berkaca Bobotoh

Kapolri, Tito Karnavian, saat konferensi pers jelang laga final Piala Presiden 2018 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (15/2/2018). Final dan semifinal Piala Presiden 2018 akan digelar di SUGBK Jakarta. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Tito juga mengimbau Jakmania untuk bersikap sportif menerima apapun hasil pertandingan final. Mantan Kapolda Metro Jaya ini menjadikan suporter Persib, Bobotoh, sebagai contoh.

Di Piala Presiden 2018, langkah Persib terhenti di babak penyisihan. Tito menganggap Bobotoh berlaku santun menerima kenyataan.

"Teman-teman Jakmania, bisa berkaca kepada Bobotoh, kalah di kandang tidak marah-marah. Kalau kalah, jangan marah-marah," ujar Tito.

3 dari 3 halaman

Peringatan untuk Jakmania

Selain itu, Tito juga meminta Jakmania untuk tidak memprovokasi rekan-rekannya, apalagi hingga suporter lawan. Kalau nantinya Persija kalah, Tito tidak ingin Jakmania berbuat anarkistis.

"Teman di lapangan jangan mancing-mancing dan terbawa arus. Boleh gembira, tapi jangan memancing suporter lain, karena itu menyangkut psikologis massa, kalau massa maka psikologi akan hilang. Lempar, ikut lempar. Teman-teman diharapkan menjaga itu," pungkas Tito.