Raja Okto Nilai Regenerasi Petinju Indonesia Tersendat karena Minim Pertandingan

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 23 Feb 2018, 21:50 WIB
Promotor Mahkota Promotion, Raja Sapta Oktohari, saat jumpa pers di O2 Club, Jakarta, Jumat (23/2/2018). Mahkota Promotion akan menggelar Mahkota Boxing Series untuk mencari petinju professional. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Promotor tinju profesional, Raja Sapta Oktohari, mengungkapkan masalah dasar yang membuat dunia tinju Indonesia tak berkembang. Pemilik Mahkota Boxing Promotion ini menilai pertandingan tinju masih jarang dihelat.

Padahal, ajang tinju bisa memberikan panggung buat para petinju potensial unjuk kemampuan. Untuk alasan itu juga Raja Okto berinisiatif untuk menggelar ajang tinju bertajuk Mahkota Boxing Super Series 2018. Nantinya, turnamen tinju profesional itu akan digelar dalam empat seri sepanjang 2018 ini.

Advertisement

Raja Sapta berharap dengan adanya wadah pertandingan tinju membuat bibit calon penerus Daud Jordan bakal bermunculan. Hal itu tentu saja sejalan dengan misi untuk mengharumkan nama bangsa di kancah tinju internasional.

"Saya melihat dari tinju profesional tentunya bibitnya sangat banyak. Akan tetapi, masalahnya jumlah pertandingannya yang langka. Jadi, kami juga berterima kasih kepada promotor-promotor muda yang tumbuh di Indonesia yang terus mencoba untuk melakukan atau membuat gelaran tinju nasional atau internasional," kata Raja Okto kepada wartawan di Jakarta, Jumat (23/2/2018).

"Diharapkan semakin banyak pertandingan tinju, maka semakin banyak pula bibit-bibit yang akan keluar. Kalau petinjunya banyak namun pertandingannya tak ada sama saja percuma," ujar Raja Okto.

Raja Okto mengatakan para petinju amatir memang sudah punya wadah, yaitu pertandingan yang digelar Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina). Namun, untuk petinju profesional bisa bergantung pada ajang selevel Mahkota Boxing Super Series 2018.

"Kalaupun untuk amatir, saya percaya teman-teman dari Pertina pasti akan bersungguh-sungguh akan menciptakan lebih banyak lagi petinju-petinju yang akan mengharumkan nama bangsa," ujar pria berusia 42 tahun itu.

"Namun, untuk petinju profesional tentunya kita sangat bergantung pada pertandingan-pertandingan tinju yang diadakan di Indonesia. Kalau hanya mengirimkan atlet untuk bertanding di luar negeri, tentunya itu tidak bisa melakukan pembibitan di Indonesia," tegas Raja Okto yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) itu.