Bola.com, Samarinda - Arema FC menelan kekalahan di pertandingan pertama Grup A Piala Gubernur Kaltim (PGK) II 2018, Jumat malam (23/3/2018). Tim Singo Edan dikalahkan tim promosi Liga 1 2018, PSIS Semarang, lewat adu penalti 4-3 setelah bermain dengan skor 2-2 hingga waktu normal berakhir.
Ada dua pemain Arema yang gagal menyarangkan bola lewat titik putih, yakni Ahmet Atayev dan Dedik Setiawan. Sedangkan di PSIS, Gilang Ginarsa jadi satu-satunya eksekutor yang gagal.
Dari tiga pemain tersebut, Dedik menjadi pemain yang paling disorot karena ini penalti kedua yang tidak bisa dituntaskannya. Kegagalan mengeksekusi penalti sebelumnya terjadi di fase 8 besr besar Piala Presiden 2018 melawan Sriwijaya FC.
Waktu itu tendangan Dedik bisa ditepis kiper Teja Paku Alam. Sedangkan penalti melawan PSIS, tembakan Dedik justru melambung.
"Rasanya tidak mau lagi ambil penalti untuk sementara waktu. Saya akan perbaikinya dulu. Tentu saya meminta maaf kepada tim dan suporter," jelas Dedik yang dijuluki Didier Drogba-nya Arema ini.
Baca Juga
Pada pertandingan melawan PSIS, Dedik jadi penendang Arema kelima atau yang terakhir. Dia merupakan satu-satunya pemain lokal yang ditunjuk jadi eksekutor karena pemain lainnya adalah Thiago Furtuoso, Ahmet Atayev, Arthur Cunha, dan Gustavo Lopez.
Pertimbangannya, pemain berposisi striker memiliki akurasi tembakan yang lebih bagus. Tetapi, prediksi itu kali ini ternyata meleset.
Sebenarnya dalam pertandingan ini, Dedik berhasil pecah telur. Setelah absen mencetak gol dalam Piala Presiden 2018, dia berhasil mencetak gol pertama buat Arema musim ini saat pertandingan baru berjalan dua menit.
Dia mendapat keberuntungan setelah bola tendangan Dendi Santoso membentur tiang gawang dan mengarah ke pahanya. Dengan mudah, bola langsung meluncur ke dalam gawang PSIS yang dikawal Jandia Eka Putra.
Namun, kegembiraannya sirna begitu gagal menuntaskan tugas sebagai eksekutor penalti. "Tentu jadi kepikiran," sesalnya.
Sebenarnya dalam tim Arema, masih banyak pemain yang punya akurasi tendangan bagus seperti Dendi Santoso, Purwaka Yudi hingga Hendro Siswanto. Namun, mereka justru jadi opsi setelah Dedik.