3 Pemain yang Sukses Sebagai Pelatih

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2018, 10:11 WIB
Carlo Ancelotti (AP Photo/Francisco Seco)

Jakarta Cukup sulit menemukan sosok yang sukses saat menjadi pemain plus pelatih selama kariernya. Namun, tiga orang di bawah ini ternyata mampu sukses saat jadi pemain dan pelatih.

Johan Cruyff bisa dijadikan contoh. Semasa jadi pemain, tak bisa diragukan kapasitasnya. Ketika bela Ajax Amsterdam, dia berhasil boyong gelar Liga Champions beruntun dari 1971 sampai 1973.

Advertisement

Tak hanya itu, bersama legenda sepak bola Belanda itu berhasil bawa Barcelona juarai La Liga dan Copa del Rey. Hebatnya, saat jadi pelatih, kecemerlangannya tak memudar.

Cruyff sukses bawa Barcelona raih tiga gelar La Liga, satu Liga Champions, UEFA Cup Winners, dan Piala Super Eropa.

Nah, ada tiga sosok lainnya yang juga memiliki karier sukses baik sebagai pemain atau pelatih.

Siapa saja? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

 

 

 

 

 

 

2 dari 4 halaman

1. Diego Simeone

Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone dalam jumpa pers sebelum melawan Leicester City, Rabu (19/4/2017) dinihari WIB. (AP Photo / PAUL ELLIS)

Sosok Argentina itu tengah menikmati kesuksesan besar di satu klub sejauh ini dalam karier kepelatihannya. Dia mengambil alih Atletico Madrid, pada tahun 2011 saat klub berada dalam keterpurukan.

Kehebatan Simeone langsung terbukti. Mereka mengakhiri musim dengan nyaman, bahkan lebih mengesankan lagi sukses sebagai juara Liga Europa.

Copa del Rey datang pada 2012/2013 sebelum gelar merusak dominasi Real Madrid dan Barcelona musim berikutnya. Simeone dan Atletico bahkan nyaris memenangi gelar Liga Champions pertama dua kali, pada 2013/2014 dan 2015/2016, namun kalah dari rival sekota, Real Madrid.

Dia sudah menjadi ikon di klub sejak jadi pemain. Simeone merupakan sosok vital lini tengah Atletico yang memenangkan La Liga pada 1995/1996 Dia juga pernah memenangkan Piala UEFA bersama Inter Milan, sebelum mendapatkan gelar Serie A bersama Lazio pada 1999/2000.

Simeone juga berada di urutan kelima dalam daftar penampilan sepanjang masa untuk tim nasional Argentina, dengan 106 caps.

3 dari 4 halaman

2. Antonio Conte

Antonio Conte (AP Photo/Frank Augstein)

Conte mungkin sedang mengalami masa-masa sulit saat ini. Tapi tak dimungkiri, dia muncul dalam dekade ini sebagai salah satu pelatih istimewa di dunia.

Kariernya memiliki banyak kesamaan dengan Simeone, karena keduanya merupakan pemain lini tengah yang agresif dan kemudian menerapkannya saat menjadi pelatih.

Sosok asal Italia itu datang ke Inggris musim lalu dan sukses mengembalikan gelar Liga Inggris ke Stamford Bridge.

Sebelumnya ia juga membawa Juventus meraih 3 gelar liga berturut-turut mulai 2012 hingga 2014.

Saat jadi pemain, Conte adalah pesepak bola yang hebat. Dia memenangkan lima gelar liga sebagai pemain dengan klub Turin itu, dan juga Liga Champions 1996.

4 dari 4 halaman

3. Carlo Ancelotti

Pelatih Bayern Munchen, Carlo Ancelotti terus memberikan semangat kepada pasukan Die Roten saat melawan FK Rostov pada laga grup D Liga Champions di Allianz Arena, Munich, Jerman, (14/9/2016) dini hari WIB. (AP Photo/Matthias Schrader)

Ancelotti boleh dibilang menjadi pelatih paling sukses milik Italia. Nyaris di setiap klub yang ditanganinya selalu berbuah gelar pada akhir musim.

Prestasi terbaiknya sebagai pelatih jelas datang bersama AC Milan. Dia berhasil membawa Rossoneri dua kali juara Liga Champions, satu Serie A, dua Piala Super Eropa, dan sekali Piala Dunia Antarklub.

Kala bersama Real Madrid tak kalah istimewa. Ancelotti bantu tim Spanyol itu juarai Liga Champions kesepuluhnya pada 2014-14, plus Piala Super eropa dan Piala Dunia Antar-klub. Kesuksesannya itu juga terlahir sebagai pemain.

Ancelotti menikmati karier yang bagus di tanah airnya dan bermain lebih dari 150 kali untuk Roma dan AC Milan. Dia memenangkan gelar Serie A pertamanya di Roma namun bersama AC Milan dia lebih impresif. Di bawah Arrigo Sacchi yang legendaris, dia adalah bagian dari salah satu klub terbaik Eropa yang pernah ada.

Bermain bersama sosok seperti Ruud Gullit dan Marco van Basten, Ancelotti memenangkan dua Piala Eropa (1989 dan 1990) dan dua gelar liga (1988 dan 1992). Dia dipaksa pensiun dini pada usia 33 tahun karena cedera lutut yang terus-menerus.

(Eka Setiawan)

Sumber Liputan6.com