Bola.com, Jakarta - Gelandang Timnas Indonesia U-23 dan Arema FC, Hanif Abdurrauf Sjahbandi, merupakan pemain yang lugas dalam permainannya. Namun, tak jarang ia justru mendapatkan cercaan dari warganet karena permainan kerasnya di lapangan hijau. Hanif Abdurrauf Sjahbandi rupanya memiliki cara positif dalam menghadapi kritik dan cercaan yang datang kepadanya.
Bagi para penggemar Timnas Indonesia, kartu merah yang diterima Hanif saat laga kontra Vietnam di SEA Games 2017 pasti masih ada dalam ingatan. Saat itu Hanif menjadi target kemarahan warganet karena Timnas Indonesia U-23 harus bermain dengan 10 pemain.
Baca Juga
Tak hanya itu, tekel keras yang dilakukan Hanif kepada pemain Bhayangkara FC, TM Ichsan, di Piala Presiden 2018 pun menjadi sorotan. Hanif yang sebenarnya berteman baik dengan Ichsan langsung mendapatkan hukuman sosial dari warganet karena tekel kerasnya itu.
Namun, bagi Hanif Abdurrauf Sjahbandi kritik dan cercaan dari warganet bisa memiliki arti yang positif baginya. Tak menampik banyak kritik dengan kata-kata yang kasar, Hanif mencoba untuk mengesampingkannya dengan mengambil hikmah dari kritik tersebut secara positif.
"Pertama bagi saya kritik itu adalah hak mereka. Komentar seperti apa pun, itu hak mereka. Namun, terkadang itu justru menjadi sebuah arti yang penting bagi saya. Artinya mereka peduli terhadap saya ketika saya melakukan kesalahan. Itu menjadi peringatan untuk saya soal kekurangan yang saya miliki," ujar Hanif Abdurrauf Sjahbandi kepada Bola.com sebelum peluncuran sepatu Puma Future 18.1 di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018) sore.
"Jadi terhadap kritik yang datang, saya banyak mengambil pelajaran dari itu semua. Namun, jika kata-katanya sudah menyakiti perasaan atau kata-katanya sudah terlampau kasar, pasti akan saya abaikan. Sebuah kritik walaupun keras selama tidak menyakiti perasaan, pasti akan saya ambil sisi positifnya," lanjut pemain kelahiran Bandung tersebut.
Hanif Abdurrauf Sjahbandi memang tetap menjadi andalan lini tengah Timnas Indonesia U-23 meski seringkali permainannya memicu kritik dari penggemar sepak bola. Luis Milla tetap terus memanggilnya mengikuti pemusatan latihan menuju Asian Games 2018 karena karakter permainan Hanif yang memiliki postur tubuh cukup tinggi dan permainan lugas mengarah keras tetap dibutuhkan di dalam tim.