Dorna Tak Khawatirkan Dominasi Pembalap Spanyol dan Italia di MotoGP

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mar 2018, 21:08 WIB
Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso saingi Marquez musim lalu di MotoGP (Twitter/Ducati MotoG)

Liputan6.com, Roma - Pembalap Spanyol nyaris sulit ditandingi di MotoGP dan juga Moto2 serta Moto3. Tak kurang 28 kemenangan direbut pembalap asal Spanyol dari total 54 di kejuaraan Grand Prix.

Sepuluh pembalap asal Spanyol itu memenangkan lebih dari separuh atau 38 balapan. Satu di antaranya merebut gelar juara dunia MotoGP, yakni Marc Marquez.

Advertisement

Hanya pembalap Italia yang mampu menandingi persaingan perburuan gelar juara dunia MotoGP. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan pembalap dari Spanyol dan Italia sudah menjadi bahan pembicaraan hangat di ajang kuda besi.

Sementara itu, negara lain diibaratkan seperti penonton. Namun, CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta membantah anggapan tersebut.

"Sekali lagi saya mengacu pada contoh sepak bola. Apakah ada yang melihat masalah di mana kebanyakan pemain adalah orang Argentina atau Brasil? Saya belum pernah mendengarnya dari Brasil atau Argentina yang mengeluhkannya," kata Ezpeleta seperti dikutip dari Motofan, Sabtu (10/3/2018).

"Saya berpikir bahwa celaan ini menyembunyikan kompleks inferioritas tertentu, seolah-olah kita menganggap orang-orang Spanyol dan Italia, kita tidak dapat memimpin, seolah-olah kita tidak percaya pada diri kita sendiri," ujarnya menambahkan.

2 dari 2 halaman

Negara Lain

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez saat bersiap melakukan tes pramusim MotoGP 2018 di Sirkuit Losail, Qatar. (Twitter/Repsol Honda)

Ezpeleta mengatakan pihaknya selalu berusaha mempromosikan balapan untuk memunculkan pembalap baru dari negara lain. Jadi, balapan tidak hanya didominasi pembalap Spanyol dan Italia.

"Kemudian Spanyol bergabung, sebagian besar berkat fakta bahwa Ángel Nieto membuka pintu untuk kita, tapi jika kita berada di tempat kita berada, itu juga karena kita telah melakukan hal-hal yang lebih baik dari semua lapisan masyarakat," ujarnya. "Pokoknya kami banyak berinvestasi dalam mempromosikan balapan dengan tujuan untuk menampilkan pembalap Inggris atau Asia. Dan, kami mencoba untuk mentransfer pengalaman itu ke negara lain," pungkas Ezpeleta.

(David Permana)